Suara.com - Tim advokasi kubu Prabowo-Hatta siap melaporkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi ke kepolisian, sebagai respon atas pernyataan Burhan soal hasil penghitungan suara.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon di Rumah Polonia, Jalan Cipinang Cimpedak I No.29, Jakarta Timur, Jumat(11/7/2014).
Sebelumnya Burhan meyakini hasil hitung cepat lembaganya akurat yang menyebutkan kemenangan tipis buat pasangan Jokowi-JK 52,95 persen, sementara Prabowo-Hatta hanya mendapat 47,05 persen.
Burhan mencurigai jika malah hasil penghitungan resmi KPU nantinya malah berbanding terbalik.
"Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah," kata Burhan di Jakarta, Kamis (10/7/2014) kemarin.
Menurut Fadli, pernyataan Burhan merupakan bentuk provokasi dan malah meragukan kredibilitas lembaga KPU yang punya kewenangan menyampaikan hasil penghitungan resmi.
"Saudara Burhanuddin Muhtadi akan kita laporkan ke pihak kepolisian dalam waktu satu atau dua hari ke depan.Pernyataan Muhtadi merupakan pelanggaran hukum, ini suatu pernyataan provokasi, emang dia siapa, ngancam KPU, emang dia lebih hebat dari KPU dan rakyat," kata Fadli Zon.
Pihaknya juga sudah melaporkan Alan Nairn, jurnalis Amerika Serikat ke pihak Kepolisian, karena dianggap sudah turut mengintervensi pelaksanaan pilpres di Indonesia.
"Saya sudah melaporkan Alan, warga asing asal Amerika Serikat ke polisi. Kita menghormati dia sebagai tamu di Indonesia tetapi tidak boleh mengintervensi pelaksanaan pilpres," serunya,.
Alan Nairn mengunggah tulisan yang diklaimnya merupakan hasil wawancara off the record dengan Prabowo di blog pribadinya.
Hasil wawancara berisi seputar sindiran Prabowo kepada bekas Presiden RI Aburahman Wahid dan soal operasi militer di Timor Timur.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama
-
Cinta Segitiga Berdarah di Cilincing: Pemuda 19 Tahun Tewas Ditusuk Mantan Pacar Kekasih!
-
Segera Diadili Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sidang Kopda FH dan Serka N Bakal Digelar Terbuka
-
Tragedi Rumah Tangga di Cakung: Suami Bakar Istri dan Kontrakan Ditangkap Usai Kabur 3 Hari
-
Tawuran Antar Remaja di Palmerah Pecah, Dua Kantor RW Rusak Akibat Sambitan Batu
-
Gugatan Ijazah Gibran: Tuntutan Mundur Dijawab Peringatan 'Kisruh Ruang Politik
-
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu, Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Kisah Pilu Guru Agama di Usia Senja, 21 Tahun Dedikasi Dibalas Kontrak Paruh Waktu
-
PDIP Resmi Pecat Wahyudin Moridu usai Viral Mau 'Rampok Uang Negara': Tak Bisa Dimaafkan!