Suara.com - Tim kampanye nasional Prabowo-Hatta, Jumat (11/7/2014), kembali merilis update hasil real count yang dilaksanakannya. Namun yang menarik, kali ini suara pasangan Jokowi-JK terus merangkak naik, sementara suara Prabowo-Hatta cenderung menurun.
Disebutkan bahwa dari 67% suara nasional yang sudah masuk dengan jumlah pemilih 88.529.510 orang, Prabowo-Hatta meraup 51,58% dengan 45.663.399 suara, sedangkan Jokowi-JK meraup 48,42% dengan 42.866.111 suara. Dalam hal ini, pihak Prabowo-Hatta mengaku tetap yakin menang, karena suara yang masuk sudah lebih dari 60 persen.
"Suara Prabowo-Hatta mengalami penurunan sekitar 0,1%, sementara Jokowi mengalami kenaikan 0,1%. Kemarin (Kamis) Prabowo-Hatta meraup suara 51,67%, sekarang menurun. Sedangkan pasangan nomor urut 2 meraup suara 48,33%, sekarang naik 0,1% dari total suara yang masuk, dengan total 67%," jelas Fadli Zon dari tim pemenangan Prabowo-Hatta, dalam konferensi pers di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (11/7).
"Kita yakin kita tetap menang, karena suara yang sudah masuk sudah di atas 60 persen," sambungnya pula.
Seperti diberitakan, dalam penjelasannya kemarin di Rumah Polonia, politisi PKS, Taufik Ridho mengatakan bahwa real count yang diambil pihaknya tersebut bersumber dari dokumen C1.
"Apa yang kami lakukan berbasis saksi yang kami miliki di TPS-TPS. Jadi basisnya adalah C1. Posisinya sekarang kita unggul daripada capres nomor 2," kata Ridho, Kamis (10/7).
Meski begitu, hasil real count ini menurut Ridho, bukanlah sebagai rujukan untuk KPU, melainkan hanyalah dokumen internal pihaknya. Namun dokumen itu menurutnya bisa dijadikan sebagai data pembanding bagi data KPU, sehingga dapat ditemukan perbedaannya jika diperlukan.
"Ini bukan untuk rujukan bagi KPU. Tetapi ini hanya untuk kepentingan internal, dan nantinya sebagai pembanding dengan data KPU," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama
-
Cinta Segitiga Berdarah di Cilincing: Pemuda 19 Tahun Tewas Ditusuk Mantan Pacar Kekasih!
-
Segera Diadili Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sidang Kopda FH dan Serka N Bakal Digelar Terbuka
-
Tragedi Rumah Tangga di Cakung: Suami Bakar Istri dan Kontrakan Ditangkap Usai Kabur 3 Hari
-
Tawuran Antar Remaja di Palmerah Pecah, Dua Kantor RW Rusak Akibat Sambitan Batu
-
Gugatan Ijazah Gibran: Tuntutan Mundur Dijawab Peringatan 'Kisruh Ruang Politik
-
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu, Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Kisah Pilu Guru Agama di Usia Senja, 21 Tahun Dedikasi Dibalas Kontrak Paruh Waktu
-
PDIP Resmi Pecat Wahyudin Moridu usai Viral Mau 'Rampok Uang Negara': Tak Bisa Dimaafkan!