Suara.com - Seorang musisi di Thailand harus rela dipenjara selama 15 tahun karena mengkritik sistem monarki di negara tersebut pada akun Facebooknya. Tidak disebutkan nama musisi itu selain usianya yaitu 28 tahun.
Sang musisi mengkritik sistem Monarki di Thailand lewat Facebook pada tahun 20010 dan 2011. Pengadilan di Ubon Ratchathani memutuskan musisi tersebut bersalah karena telah menghina kerajaan Thailand.
Hukuman yang didasarkan pada undang-undang kontroversial itu merupakan hal yang sering terjadi di negara yang menganggap Raja Bhumibol Adulyadej (86 tahun) sebagai manusia setengah dewa.
Di bawah undang-undang anti-penghinaan itu, siapa pun yang dianggap menghina raja, ratu, putra mahkota dan keluarga kerajaan terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
“Terdakwa telah berulang kali melakukan tindakan yang salah dan dalam kasus ini hakim memutuskan menjatuhkan vonis total 15 tahun penjara,” kata hakim di pengadilan Ubon Ratchathani.
Awal tahun ini, weorang aktivis politik Thailand dipenjara selama dua tahun karena menghina kerajaan dalam pidato yang dilakukan pada tahun 2010.
Satu bulan kemudian, Pengadilan tinggi Thailand menjatuhkan hukuman penjara percobaan kepada seorang kakek penderita skizofrenia berusia 73 tahun karena dianggap menghina raja Bhumibol. (AFP/CNA)
Berita Terkait
-
Duka dari Bangkok: Ratu Sirikit, Ibunda Raja Thailand, Wafat di Usia 93 Tahun
-
Mulai Kunjungan Kerja di Thailand, Presiden Prabowo Beraudiensi dengan Raja Vajiralongkorn
-
Prabowo Bertolak ke Negeri Gajah Putih, Bakal Audiensi dengan Raja Thailand
-
Merangkak di Depan Raja, Ritual Unik Tentara Thailand yang Bikin Geger Media Sosial
-
Cek Fakta: Raja Thailand Larang Rakyatnya ke Indonesia karena Banyak Teroris
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
'Suaranya Saya Kenal', Kesaksian Marbot Ungkap Detik-detik Alvaro Dibawa Ayah Tiri Pembunuhnya
-
Palu MA Sudah Diketuk! Mario Dandy Kini Hadapi Total 18 Tahun Penjara, Akhir dari Segalanya?
-
Peradi SAI Soal KUHAP Baru: Polisi-Jaksa akan Lebih Profesional, Advokat Tak Lagi Jadi 'Penonton'
-
5 Poin Mengejutkan dari Rapor Akhir KTT Iklim COP30: Apa Saja yang Disepakati?
-
Tetapkan 3 Titik Berat Pengamanan, Menhan Sjafrie Ungkap Strategi 'Smart Approach' di Papua
-
Cak Imin Bicara soal Isu Pemakzulan di PBNU Usai Rapat, Nusron Wahid: Doakan Badai Cepat Berlalu
-
Tangisan Rindu pada Kakek Berujung Maut, Alvaro Tewas Disumpal Handuk oleh Ayah Tiri
-
Isu Pemakzulan Gus Yahya Menguat, Begini Reaksi Nusron Wahid Soal Polemik Internal PBNU
-
PDIP Lawan Politik Uang, Hasto Kristiyanto: Gerakkan Anak Muda dan Bangun Visi Samudra
-
Lima Petani Pino Raya Luka Berat Diduga Ditembak Keamanan Perusahaan Sawit! Begini Kronologinya