Suara.com - Anggota Komisi Bidang Hukum DPR RI Eva Kusuma Sundari menyayangkan sikap Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang tidak merespon desakan penutupan terhadap video Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Youtube untuk merekrut anggota baru di Indonesia. Ia juga menilai Polri tidak tegas dalam kasus tersebut.
"Aku dari dulu menyoal dua lembaga, Menkominfo dan Polri," kata Eva kepada suara.com, Senin (4/8/2014).
Eva mengatakan seharusnya Menkominfo Tifatul Sembiring segera menutup situs yang mengandung ajaran-ajaran ke arah makar dan membahayakan nyawa orang Indonesia serta kepentingan nasional.
"Menkominfo tidak menutup website radikal dan cenderung makar, padahal di dalam UU itu hukumnya sudah clear. Kalau kita bela kepentingan asing, apalagi toh nyowo (bahayakan nyawa), kita bisa kehilangan kewarganegaraan kita," kata Eva.
Menurut Eva, Menkominfo hanya peduli pada urusan situs pornografi. Ia menyebut demikian karena Menkominfo langsung mau menutup situs porno bila mengetahuinya, sedangkan untuk situs yang mengandung ajakan makar atau situs radikal, dibiarkan saja.
"Menkominfo cuma urusin web porno," katanya. "Tapi yang sifatnya NKRI tidak peduli."
Eva merupakan anggota Fraksi PDI Perjuangan yang sejak tiga tahun lalu memperjuangkan agar Menkominfo menutup situs provokatif dan radikal.
Bahkan, karena perjuangannya tersebut, Eva mengaku malah diserang balik atau dituding pihak tertentu sebagai anti Islam.
"Sejak tiga tahun yang lalu sampai saya diserang, saya menuntut Menkominfo tutup web radikal, saya malah diserang anti islam. Padahal dasarku riset dari UI, dimana ada 30 web radikal dan provokatif, bahkan ada yang cara meracik bom dan itu dibiarkan sama Menkominfo," kata Eva.
Dan sekarang kasus tersebut mengemuka kembali setelah muncul video ISIS yang berisi rekaman orang Indonesia mengajak umat Islam bergabung ke ISIS.
Eva menilai Menkominfo Tifatul Sembiring tidak peka terhadap masalah tersebut.
"Kenapa tidak ada sense of crisis-nya. NKRI kan harus dilindungi, tapi aku tidak merasakannya dengan melihat web seperti itu tetap dibiarkan. Bahkan ada Youtube yang berisi konten menghalalkan pembunuhan terhadap X, itu bisa diakses (publik," kata Eva.
Kemudian kepada Polri, Eva menilai lembaga ini masih lemah dalam merespon gerakan-gerakan radikal seperti ISIS. Padahal, kata Eva, polisi memiliki tugas di level pencegahan sebagaimana telah diamanatkan UU.
"Polisi agak lemah di kelompok intoleran. Kemudian semakin meluas karena malah didekati, ketuanya dicium, tapi kelakuan yang makar dibiarkan saja, tidak ambil tindakan apapun," kata Eva.
Eva yakin polisi sudah memiliki data yang detail tentang gerakan-gerakan tersebut. Hanya saja, katanya, aparat hanya memantau.
Tag
Berita Terkait
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh