Suara.com - Walaupun suara pemerintah sudah diwakili oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menolak Pilkada lewat DPRD, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata tetap masih diminta menyampaikan pendapat langsung soal penolakan tersebut.
Pakar Hukum Tata Negara dan Pemilu Refly Harun meminta SBY turun tangan dan menyatakan sikap pemerintah berkaitan dengan RUU Pilkada yang saat ini masih dalam perdebatan di DPR.
"Saya menghimbau kepada Pak SBY kalau pilkada langsung maka dia menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap rancangan itu," katanya di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Refly melanjutkan, jika nantinya Pilkada tetap dipilih oleh DPRD, maka seluruh hak rakyat yang memberikan suaranya telah dirampas oleh segelintir orang di DPRD.
"Dia (SBY) mempunyai 50 persen kewenangannya untuk membatalkan RUU ini," kata Refly.
Rafly juga mengatakan, Presiden SBY jarang memberikan kewenangannya menentukan sikap yang tepat untuk negara di akhir jabatan.
"Di akhir masa pemerintahannya SBY bisa menyatakan tidak setuju pada proposal RUU Pilkada. Sehingga kita akan kembali pada undang-undang Pemilu yang lama," ujarnya.
Sejumlah partai pendukung Prabowo masih ngotot mengusulkan mekanisme pemilihan kepala daerah lewat DPRD dalam RUU Pilkada. Hal ini dicurigai merupakan buntut daripada kekalahan di ajang Pilpres 2014.
Partai yang mendukung penghapusan PIlkada langsung yakni Partai Gerindra, Golkar, PKS, Demokrat, PAN dan PPP.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar