Suara.com - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak khawatir bakal 'diganjal' Koalisi Merah Putih saat menjalankan pemerintahannya lima tahun ke depan, karena kalah dukungan di parlemen. Tanda-tanda itu mulai terlihat dengan manuver partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, membuat peraturan yang dianggap bisa menghambat kinerja Jokowi-JK.
"Saya bekerja tidak pernah pakai khawatir. Tapi mestinya, seperti di dewan, parlemen punya semangat yang sama bahwa kalau sudah habis Pilpres harus berpikir bangun bangsa bersama. Harusnya bersama untuk rakyat bisa gabung masuk pemerintahan, dan bisa di luar pemerintahan tidak? Kalau kita berpikir tidak, ke rakyat ya sulit. Apalagi kalau semangat jegal menjegal," kata Jokowi usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Hanura di Kantor Tim Rumah Transisi, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Kamis (11/9/2014) malam.
Wiranto yang mendampingi Jokowi ikut mengomentari. "Kita positif thinking dan beliau negarawan semua. Selalu tidak mementingkan diri sendiri. Negeri ini negeri kita, rakyat rakyat kita. Semangat itu melekat dan masih melekat," tuturnya.
Idealnya, ujarnya, memang presiden memiliki basis dukungan parlemen kuat kehendak publik yang diserap sama dengan parlemen yang berpihak rakyat. "Tapi kehendak baik pemerintah kalau terganjal di parlemen kan ganjil. Sesuatu yang agak ganjil, kita akan netralisir keganjilan," tambah Wiranto.
Saat ini memang dukungan untuk pasangan Jokowi-Jk masih 'kalah' dibanding Koalisi Merah Putih. Sementara, Jokowi-JK yang diusung oleh lima partai yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem, hanya punya 207 kursi atau 37 persen kedudukannya di Parlemen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta