Suara.com - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan, letusan Gunung Slamet tidak akan sebesar letusan Gunung Merapi pada 2010.
"Jika dilihat dari skala letusanya, dua gunung itu sangatlah berbeda. Letusan Gunung Slamet tidak heboh. Ya, dari dulu, letusannya ya, begitu-begitu saja. Jadi jangan membuat masyarakat takut," kata Surono di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (13/9/2014).
Menurut Surono, berdasarkan catatan letusannya, sejak 1772, erupsi Gunung Slamet tidak pernah melebihi Volcanic Eruption Index II.
"Artinya, secara total dalam satu periode letusan Gunung Slamet, maksimum hanya sekitar dua juta meter kubik material vulkanis yang dilepaskan," katanya.
Surono pun mengatakan, dengan kondisi tersebut, maka kawasan rawan bahaya ada di radius empat kilometer dari puncak gunung.
"Jika dibandingkan dengan Gunung Merapi, letusan Gunung Slamet belumlah mencapai seperseratusnya," ujarnya lagi.
Surono mengatakan, Gunung Merapi yang pada 2010 sempat meletus besar, masuk dalam skala Volcanic Eruption Index IV.
"Sedangkan Gunung Slamet belum pernah melewati Volcanic Eruption Index II. Skala letusan dua ke tiga, itu 10 kali lipat. Lalu (skala) dua ke empat seratus kali lipat. Artinya, selama ini Slamet belum melewati seperseratusnya Merapi," katanya.
Menurut Surono pula, masyarakat tidak perlu panik dengan kehebohan suara dentuman yang terdengar hingga cukup jauh, ataupun besarnya cahaya lava pijar yang terlihat di Gunung Slamet.
"Sampai dengan saat ini, ancaman bahaya Gunung Slamet tetap di radius empat kilometer dari puncak. Sekarang ini lebih banyak kehebohan tentang dentumannya kedengaran sekian kilometer, material pijarnya kelihatan berpijar besar. Tapi bahayanya tetap radius empat kilometer," jelasnya.
Melakukan langkah antisipasi dengan persiapan pengungsian, kata Surono lagi, memang adalah satu hal yang harus dilakukan. Namun untuk mengambil langkah-langkah yang terukur dan tepat, haruslah juga dengan mempelajari karatakteristiknya.
"Yang dihebohkan suara dentumannya. Lalu ada asap bulat mirip gambar bebek. Padahal jarak radius bahayanya empat kilometer. Kenapa? Karena kita memang suka heboh," tandasnya. [Antara]
Berita Terkait
-
Lumajang Tetapkan Status Darurat Bencana Usai Erupsi Gunung Semeru
-
Gunung Semeru Erupsi, Gimana Nasib Jadwal Penerbangan?
-
Video Letusan Dahsyat Gunung Semeru, Erupsi dan Muntahkan Awan Panas
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya
-
Berkaca dari Erupsi Semeru, Ini Tindakan yang Wajib Dilakukan saat Gunung Api Meletus
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta