Suara.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang juga disebut Negara Islam (IS) merilis sebuah video yang menampilkan pengakuan mengejutkan dari seorang jurnalis asal Inggris bernama John Cantlie. Dalam video tersebut, sang jurnalis mengatakan bahwa selama ini, hanya Amerika dan Inggris yang menolak bernegosiasi dengan ISIS untuk membebaskan tawanan.
Sementara itu, negara-negara barat lain bersedia bernegosiasi dan membawa pulang warganya yang ditawan ISIS. Menurut Cantlie, selama ini, pemberitaan yang dipublikasikan media Barat menyimpang dari kenyataan.
Video berdurasi tiga menit yang diunggah ke media sosial itu menampilkan John Cantlie dengan pakaian oranye. Cantlie, yang adalah jurnalis dan fotografer surat kabar dan majalah Inggris seperti Sunday Times, The Sun, dan The Sunday Telegraph, terlihat dalam kondisi sehat di video tersebut.
"Sekarang, saya tahu apa yang kalian pikirkan. Kalian berpikir, 'Dia hanya melakukan ini karena dia adalah tawanan. Kepalanya ditodong senjata dan dia dipaksa melakukan ini. Benar kan?'" kata Cantlie
Dalam video itu, Cantlie mengatakan bahwa dia merasa diabaikan oleh pemerintah Inggris dan kini nasibnya berada di tangan ISIS.
"Ya, itu benar, Saya adalah tawanan. Itu tidak saya pungkiri. Namun, karena saya sudah ditinggalkan oleh pemerintah saya dan nasib saya kini berada di tangan Negara Islam, saya tidak peduli," lanjut Cantlie.
Video itu berjudul "Lend Me Your Ears, Messages from the British Detainee John Cantlie" atau yang kurang lebih berarti "Pinjamkan Saya Telinga Anda, Pesan-pesan dari Tawanan Inggris John Cantlie". Cantlie mengatakan, dirinya ditangkap oleh Negara Islam setelah tiba di Suriah pada bukan November 2012.
Cantlie lalu mengkritik upaya negara-negara Barat untuk terus mengobarkan perang di Timur Tengah.
"Setelah dua perang yang berakhir bencana di Afghanistan dan Irak, mengapa pemerintahan kita tampak sangat bersikeras untuk terlibat dan konflik lain yang tak bisa dimenangkan?" kata Cantlie.
"Saya akan menunjukkan pada kalian kebenaran di balik sistem dan motivasi Negara Islam, dan bagaimana media Barat, organisasi di mana saya pernah bekerja, bisa memelintir dan memanipulasi kebenaran tersebut kepada publik di tanah air," lanjut Cantlie.
Cantlie mengatakan, pemerintah negara-negara Barat yang lain telah bernegosiasi untuk melepaskan tawanan mereka. Namun, Inggris dan Amerika Serikat memilih cara yang berbeda.
"Saya akan memperlihatkan pada Anda kenyataan bahwa banyak warga Eropa yang ditawan lalu dilepaskan oleh Negara Islam, dan bagaimana pemerintah Inggris dan Amerika berpikir mereka bisa mengambil cara yang berbeda dari negara Eropa lainnya," ungkap Cantlie.
"Mereka bernegosiasi dengan Negara Islam dan berhasil memulangkan warga mereka sementara orang Inggris dan Amerika ditinggal," pungkasnya. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH