Suara.com - Fraksi Partai Demokrat-Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung dan menyetujui pengunduran diri Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan dalam rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Senin (6/10/2014). Namun, Fraksi ini memberikan sejumlah catatan.
Anggota Fraksi Partai Demokrat-PAN, Taufiqurrahman, menerangkan catatan pertama adalah Jokowi yang berjanji menyelesaikan masalah menahun yang dihadapi rakyat Jakarta dikesampingkan.
"Jokowi berjanji akan menyelesaikan semua permasalahan itu selama lima tahun, namun dengan mudah semua harapan tersebut dikesampingkan dan mengajukan cuti hanya karena dirinya mencalonkan diri sebagai presiden. Sementara, masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) di ibu kota Jakarta yang membutuhkan fokus perhatian seorang gubernur dalam menentukan kebijakan strategis menuju Jakarta yang lebih baik. Mohon Penjelasan!," katanya.
Kemudian, pencalonan Jokowi seharusnya melakukan komunikasi kepada 94 anggota DPRD periode 2009-2014. Hal itu sebagai etika politik yang saat itu masih menjabat sebagai gubernur aktif.
"Ini sama sekali tidak melakukan komunikasi dengan DPRD berkenaan pencalonan dirinya. Hal ini merupakan sebuah pembelajaran politik tentang bagaimana sikap seorang negarawan seharusnya itu tidak terjadi. Mohon Penjelasan!" kata Taufiq.
Selain itu, dengan pengajuan surat pengunduran diri sebagai gubernur, Jokowi di hadapan DPRD DKI Jakarta, setelah terpilih menjadi presiden terkesan dengan mudahnya melepaskan tanggung jawab sebagai seorang gubernur.
"Sementara DPRD berhak meminta Laporan Kinerja Pertanggungjawaban (LKPJ) gubernur dan mengevaluasi atas tolok ukur keberhasilan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta untuk dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, maupun di hadapan masyarakat," tuturnya.
Dengan ini, sambungnya, Fraksi Partai Demokrat-PAN memandang peristiwa terpilihnya seorang kepala daerah/gubernur yang ikut pada Pemilu presiden dan wapres, kemudian terpilih, ke depannya perlu kiranya ada undang-undang yang mengaturnya.
"Agar peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi perkembangan demokrasi di masa yang akan datang," kata Taufiq.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat