Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie disarankan untuk menunda pelaksanaan Musyawarah Nasional partai berlambang beringin itu. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf mengatakan, penundaan Munas dilakukan untuk menyelamatkan Partai Golkar.
Kata dia, adanya tim Presidium yang dipimpin oleh Agung Laksono semakin memperuncing konflik internal partai. Karena itu, Aburizal diminta berjiwa besar untuk menunda Munas yang rencananya digelar pada 30 November nanti.
“Kalau menurut saya ditunda satu bulan tidak terlalu berpengaruh. Meski Munas pada 30 November merupakan hasil keputusan Rakernas tetapi penundaan bisa saja dilakukan karena pertimbangan darurat. Saya setuju dengan usulan Pak Akbar Tanjung selaku Ketua Dewan Penasihat Golkar yang minta Munas ditunda selama satu bulan,” kata Maswadi kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (28/11/2014).
Maswadi menambahkan, keinginan Aburizal untuk tetap menggelar Munas pada 30 November tidak akan bisa menyelesaikan konflik di tubuh partai. Selain itu, panitia pelaksana juga belum ada persiapan 100 persen untuk menggelar Munas dalam waktu dua hari ke depan.
“Karena itu, dengan pertimbangan teknis dan juga politis, Aburizal harus mempunyai jiwa besar dan menunda pelaksanaan Munas,” jelasnya.
Konflik di tubuh Golkar semakin memanas setelah Agung Laksono dan sejumlah kader partai membentuk tim Presidium untuk menyelamatkan Golkar. Tim Presidium ini juga memutuskan untuk membekukan jabatan Aburizal sebagai Ketua Umum.
Namun, Aburiza menilai keberadaan tim Presidium itu bertentangan dengan aturan partai. Dia juga bersikeras untuk tetap menggelar Munas pada 30 November nanti. Selain Aburizal, Agung Laksono dan juga Priyo Budi Santoso dikabarkan akan maju sebagai kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar.
Berita Terkait
-
Isu Munaslub 'Hantui' Golkar, Idrus Marham Sebut Bukan Dari Istana Dalangnya
-
Jam Rolex Prabowo dan Sarapan Aburizal Bakrie Berujung Timnas Indonesia Hancur Lebur
-
Aburizal Bakrie Minta Nia Ramadhani Jangan Gampang Ngambek: Kalau Beda Pendapat, Kalem
-
Connie Bakrie Apakah Termasuk Keluarga Bakrie? Ini Latar Belakangnya
-
Kaleidoskop 2024: Dinamika Parpol di Tahun Politik, Golkar Dipimpin Bahlil, PDIP Takut Diawut-awut
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru