Suara.com - Minggu (26/10/2014) sore, Indonesia mencatat sejarah baru. Yohana Susana Yembise ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Kabinet Kerja periode 2014-2019. Yohana adalah perempuan Papua pertama yang terpilih menjadi menteri.
"Beliau adalah profesional, guru besar perempuan pertama dari Papua. Aktif dalam kegiatan perlindungan anak dan perempuan," kata Kepala Negara ketika memperkenalkan Yohana petang itu.
Penunjukan Yohana sesungguhnya sudah terbaca sejak sepekan menjelang pengumuman Kabinet Kerja atau setelah Jokowi diumumkan menjadi Presiden. Ketika itu, Jokowi banyak bertanya tentang latar belakang pendidikan dan kegiatannya selama ini.
Yohana merupakan guru besar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih, Papua. Yohana menjadi dosen di program studi Bahasa Inggris.
Intelektualitas Yohana selama ini sudah tak diragukan. Ia merupakan perempuan pertama Bumi Cenderawasih yang mendapat gelar guru besar dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang desain silabus dan material development.
Yohana lahir di Manokwari pada 1 Oktober 1958. Sewaktu kecil bersekolah di SD Padang Bulan Jayapura sampai 1971. Setelah itu, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Nabire, SMA-nya di SMA Negeri Persiapan Nabire.
Prestasi perempuan itu di sekolah sangat baik. Selesai SMA, ia kuliah di Program Studi Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Cenderawasih.
Sambil kuliah, ia menjadi asisten dosen. Baru 1987 ia menjadi dosen tetap hingga saat ini.
Kariernya cukup cemerlang. Pada tahun 1992, Yohannya menjadi Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore.
Ia menyadari ilmu pengetahuan harus terus dipupuk agar tak ketinggalan zaman. Ia kuliah di Faculty of Education, Simom Fraser University British Colombia Canada, dan selesai dengan gelar Master of Art.
Yohana memiliki segudang pengalaman baik di dalam maupun di luar negeri. Berbagai penghargaan pun ia sabet.
Istri dari Leo Danuwira ini it mengaku siap bekerja membantu Jokowi dalam membenahi berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia, terutama soal perempuan.
Yohana mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Indonesia sekarang ini masih tinggi.
"Perempuan, anak dan orang cacat di luar negeri derajatnya diangkat lebih tinggi, di sini tidak," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf