Suara.com - Satu dari dua kapal yang melakukan evakuasi terhadap mayat korban kecelakaan Pesawat Airasia QZ8501, di wilayah Kotabaru, Kalimantan Selatan, yakni Kapal Polisi 2003 tidak berani berlayar akibat gelombang tinggi.
"Tadi sekitar pukul 09.00 Wita seharusnya KP Sadewa dan Kapal Polisi 2003 diberangkatkan ke Kotabaru, untuk membawa dua mayat yang ditemukan nelayan Pulau Maradapan, Pulau Sembilan," kata Rescuer Pos SAR Kotabaru Muhammad Imam Nazarudin, di Kotabaru, Kamis (16/1/2015).
Tetapi setelah melihat kondisi cuaca buruk dan terjadi gelombang tinggi, Kapal Polisi 2004 terpaksa beristirahat di Pulau Sembilan, sementara KP sadewa melanjutkan pelayaran menuju Kotabaru.
Setelah berlayar beberapa jam, tepatnya sekitar pukul 11.30 Wita, tim yang tergabung dalam kapal KP Sadewa kembali menemukan satu mayat yang diduga juga korban kecelakaan Pesawat Airasia yang terbawa arus laut.
"Mudah-mudahan enam jam kemudian, KP Sadewa bisa merapat di Pelabuhan Kotabaru," harapnya.
Sementara itu, Pos SAR Kotabaru bersama TNI AL serta tim lainnya sejak Kamis sore mulai gelisah, karena tim gabungan yang berangkat sejak Kamis pagi tidak bisa berkomunikasi.
SAR Kotabaru mencoba mencari informasi dengan menggunakan telepon satelit, dan nomer-nomer warga Pulau Sembilan, tetapi semuanya tidak berhasil. Sehingga Jumat pagi SAR berencana akan melakukan penyisiran laut dengan menggunakan casa.
Belum sempat melakukan penyisiran, SAR mendapatkan informasi dari Koramil Pulau Sembilan, Pelda Rido, bahwa kapal Sadewa sudah meluncur menuju Kotabaru.
Terpisah, di Bandara Gusti Syamsir Alam Stagen, Kotabaru, sudah menunggu sejak Kamis (15/1) Pesawat Casa NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara I Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut dengan Pilot Letnan Satu Laut (P) Renggo, dan Co Pilot Kapten Sapari bersama empat tim dari TNI AL, untuk mengangkut mayat dibawa ke Surabaya untuk proses identivikasi. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Promo AirAsia Diskon Hingga 33 Persen untuk Semua Penerbangan!
-
G-Dragon Konser di Jakarta! 5 Hotel Strategis Ini Bisa Dibooking Buat Bikin Nonton Makin Nyaman
-
Penerbangan Langsung Adelaide - Denpasar Dimulai, Kemenpar Optimistis Gaet 1,9 Juta Turis Australia
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Analisis Mantan BIN: Jokowi Minta Pertahankan Kapolri Sebagai Upaya Mengamankan Pintu Terakhir
-
Bantah Eksekusi Silfester Kedaluwarsa, Kejagung Minta Kuasa Hukum Bantu Hadirkan Kliennya: Tolonglah
-
Kasus Korupsi Kredit Sritex, Kejagung Kembali Sita Aset Eks Dirut Iwan Lukminto
-
Berkas Perkara Delpedro Cs Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pengacara Lawan Balik Lewat Praperadilan
-
Menteri PPPA: Di Kampus Perlu Dibangun Budaya Saling Menghormati dan Ruang Aman
-
Geger Anak Eks Walkot Cirebon Maling Sepatu di Masjid, Kasusnya Disetop Polisi, Ini Alasannya!
-
Minta MK Hapus Uang Pensiun DPR, Lita Gading Dibalas Hakim: Mereka kan Kerja
-
DPR Soroti Kasus Narkoba Ammar Zoni di Rutan: Indikasi Peredaran Gelap Narkoba Masih Marak
-
Suka Metal dan 'Kerja Kerja Kerja', 4 Kemiripan Calon PM Jepang Sanae Takaichi dengan Jokowi
-
KPK Dalami Peran Eks Dirut Perhutani soal Izin dan Pengawasan di Kasus Korupsi Inhutani V