Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Sugianto Sabran ternyata sudah dua kali melaporkan Bambang Widjojanto ke polisi yang diduga mengarahkan saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada 2010.
Laporan kedua Sugianto ke Bareskrim Polri disampaikan pada 15 Januari 2015 dengan nomor laporan: LP/67/I/ 2015/.
Mantan suami artis Ussy Sulistiyowati itu pernah menjadi kandidat bupati yang kemenangannya dianulir oleh Mahkamah Konstitusi.
Carell Ticualo selaku kuasa hukum Sugianto Sabran mengungkapkan bahwa, laporan pertama disampaikan pada 2010 lalu, namun tidak mendapat respon dari polisi.
Polisi baru kemudian merespon laporan kedua Sugianto, setelah KPK menyatakan pejabat Polri, Komjen Polisi Budi Gunawan menjadi tersangka.
"Termasuk berkas lama diulang lagi, pemeriksaan dari tanggal 19 sampai 22 Januari 2015 secara marathon, jadi kasus ini tidak ujug-ujug yang selama ini seolah-olah dipaksakan," ujar Carell di Mabes Polri, Jumat (23/1/2015).
Menurut Carell, ada beberapa saksi dari klien Bambang, Ujang Iskandar yang kini menjadi Bupati Kotawaringin Barat, kecewa dengan janji-janji yang katanya mau diberikan sesuatu oleh BW.
Sugianto, kata Carell, menawarkan kepada saksi tersebut untuk mebuat laporan secara tertulis di Notaris.
"Saksi ini klien 2010 ya, yang katanya direkayasa, saksi palsu oleh BW dan Ujang, Ada Akta Notaris dan sudah diberikan ke penyidik," tuturnya.
Salah satu saksinya adalah Ratna yang telah diproses hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan diputus lima bulan penjara.
Carell pun melanjutkan, pada tahun 2010 tersebut pihaknya sudah melaporkan sekitar 20 kali ke Bareskrim, namun tetap tidak ada respon.
"Kasus ini pernah dilaporkan ke KPK, tapi tidak ada jawaban sama sekali dan tidak ada pemeriksaan terhadap BW," ucapnya.
Berita Terkait
-
2 Hal Ini Bikin Eks Pimpinan KPK Miris Dengar Nadiem Makarim Jadi Tersangka, Singgung Nama Jokowi
-
Bambang Widjojanto : Bendera One Piece di Indonesia Bagian dari Perlawanan Atas Penindasan
-
Arya Daru Agen Mata-mata? Ini 3 Teori Mengapa Sang Diplomat Harus Dihabisi Versi BW
-
Novel Baswedan Ungkap Percakapan Rahasia dengan Hasto Soal Pelemahan KPK
-
Bambang Widjojanto: Evaluasi PSN dan Sertifikasi Laut Tak Cukup Hanya Pecat Pejabat
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Politikus Nasdem Rajiv Mangkir dari Pemeriksaan Kasus CSR, KPK Pastikan Bakal Panggil Ulang
-
Di Hari Sumpah Pemuda, Puan Ajak Generasi Muda Kawal Demokrasi dengan Etika dan Akal Sehat
-
Penyelidikan Perkara Whoosh Masih Fokus Cari Tindak Pidana, KPK Enggan Bahas Calon Tersangka
-
Suka Mabuk Sambil Acungkan Golok ke Warga, Pria di Pulogadung Tewas Terlindas Truk
-
Sandra Dewi Mendadak Menyerah, Gugatan Penyitaan Aset Korupsi Harvey Moeis Dicabut!
-
Dukung KPK Selidiki Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh, DPR: Pelakunya Harus Diseret ke Jalur Hukum
-
Trump Tingkatkan Tekanan Militer: AS Kirim Kapal Perang, Venezuela Tuduh CIA Terlibat!
-
Jokowi Jawab Utang Whoosh di Tengah Isu Korupsi: Ini Bukan Cari Laba
-
Dugaan Mark Up Whoosh Naik Sidik: KPK Bicara Peluang Periksa Luhut, Ini yang Bakal Digali
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 28 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat di Indonesia