Suara.com - Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak menyarankan kepada Pengurus Besar PBSI untuk memfokuskan pelatihan ke kejuaraan bertaraf internasional seperti Asian Games dan Olimpiade.
"PBSI seharusnya fokus pada 'training to win' dan bedakan kejuaraannya. Pemain nomor satu dunia tidak usah ikut SEA Games lagi," kata Fritz di Jakarta, Rabu (4/3).
Fritz menilai PBSI kurang memusatkan latihannya pada beberapa kompetisi yang diikuti. Ia berpendapat, Pelatnas Cipayung seharusnya menerapkan latihan untuk berjaya di Olimpiade, Asian Games, dan Super Series.
Sedangkan untul level kejuaraan nasional, SEA Games, dan Pekan Olahraga Nasional (PON) menjadi jatah atlet klub, pelatda, dan perguruan tinggi.
Fritz juga menyarankan adanya pembedaan sistem latihan antara Pelatnas Cipayung dan klub, serta pelatda.
Fritz membandingkan sistem pengembangan di beberapa negara pesaing, seperti Tiongkok, Malaysia, dan Denmark.
Hasilnya adalah Indonesia menargetkan kemenangan di banyak kompetisi, yakni Olimpiade, Piala Thomas dan Uber, Asian Games, dan SEA Games, yang ternyata target tersebut dinilai tidak realistis mengingat jumlah atlet yang terbatas.
"Tiongkok, Malaysia dan Denmark hanya tertuju pada Olimpiade, Thomas-Uber, dan Asian Games pada kategori kompetisi yang harus dimenangkan, sementara Indonesia menargetkan semua kompetisi," kata Fritz. (Antara)
Berita Terkait
-
Bulu Tangkis Dapat Dukungan Maksimal di POPNAS 2025: Persaingan Pelajar dari 38 Provinsi Memanas
-
Amri Syahnawi Sakit Cacar, Batal Tampil di Australia Open 2025
-
Bentrok dengan Jadwal Ujian Akademik, Zaki Ubaidillah Tak Bisa Ikuti Australian Open 2025
-
Dampingi Istri akan Melahirkan, Anthony Ginting Absen dari Australia Open 2025
-
Ni Kadek Dhinda Jadi Harapan Regenerasi Tunggal Putri Pelatnas PBSI
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional