News / Internasional
Sabtu, 07 Maret 2015 | 04:37 WIB
Seorang perempuan albino di Afrika sedang memandikan anaknya (Shutterstock).

Suara.com - Polisi Tanzania, pada Jumat (6/3/2015), mengatakan telah menahan 32 dukun selama sepekan terakhir dalam sebuah operasi melawan ritual pembunuhan orang albino.

Para aktivis mengatakan di Tanzania setidaknya 75 orang albino - yang mengalami kelainan pigmen kulit sehingga biasanya berkulit terang - telah dibunuh sejak tahun 2000. Sejumlah organ tubuh mereka diambil untuk menjadi semacam jimat.

Pekan lalu Presiden Tanzania, Jakaya Kikwete, bersumpah akan mengakhiri praktik keji itu. Adapun para aktivis pembela hak para albino di negeri itu mendesak agar para pelaku pembunuhan itu dihukum mati.

"Para penyihir ditangkap karena menyimpan berbagai benda, termasuk cairan dan minyak dari sumber tak jelas," kata Joseph Konyo, kepala polisi Geita, Tanzania.

Ia tak mengatakan apakah mereka yang ditangkap terbukti menyimpan benda-benda atau organ tubuh orang albino.

Sementara itu ketua organisasi Tanzani Albanism Society, Ernest Kimaya, mengaku khawatir bahwa perburuan terhadap komunitas albino di Tanzania akan meningkat jelang pemilihan umum, yang jatuh pada Oktober 2015. Ia mengatakan bahwa para politikus di Tanzania sering mengandalkan jimat dari dukun untuk menang dalam pemilu.

"Memang benar ada hubungan antara pemilu dan meningkatnya serangan terhadap orang albino. Ini yang juga kami khawatirkan," kata Kimaya. (Reuters)

Load More