Suara.com - Kelompok Radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinobatkan sebagai ancaman besar untuk Indonesia. Begitu kata tegas yang keluar dari mantan anggota Jamaah Islamiyah Nasir Abbas.
Penegasan itu tidak main-main, kata Nasir yang kini sebagai pengamat terorisme dari Universitas Indonesia. Warga Negara Malaysia itu mempunyai rekam jejak pernah melatih pembom Bali di Afghanistan, membuat kamp pelatihan jihad (Kamp Hudabiya) di Mindanao, Filipina Selatan. Dia juga pernah menjadi kepala pelatihan militer JI. Dahulu dia disebut sebagai Mantiki Tiga.
"ISIS itu ancaman, bahaya, dan menumbuhkan bibit-bibit baru terorisme," kata Nasir saat berbincang dengan Suara.com di Restoran Bumbu Desa, Jakarta, Kamis (19/3/2015). Di sana, Nasir menjadi pembicara sebuah diskusi tentang terorisme dan pergerakan ISIS.
Sampai saat ini belum ada data resmi jumlah Warga Negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak. Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun tidak punya.
Namun belakangan seorang kakek bernama Chep Hermawan mengaku sudah menggelontorkan uang sebesar Rp 1 miliar untuk memberangkatan ratusan calon anggota ISIS dari Indonesia. Saat ini Chep sudah ditangkap. Chep merupakan mantan pimpinan ISIS di Indonesia. Dia menyebut ada 500 WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Nasir menyebutkan tidak sulit merekrut seseorang untuk bergabung dengn ISIS. ISIS hanya perlu membuat orang Indonesia benci dengan negaranya sendiri. Terlebih belakangan media massa Indonesia menyoroti kegaduhan politik dan korupsi yang menimpa para pejabatnya.
"Salah satu modus atau pun cara merekrut orang adalah menumbuhkan rasa benci. Kenapa kita menjadi miskin dan susah. Oh pemerintah korupsi, pemerintah tidak beres, pemerintah tidak mengikuti perintah Allah," kata Nasir memberi ilustrasi.
Terlebih, di Indonesia banyak terdapat gerakan-gerakan yang selalu mengangkat penderitaan negara-negara di Timur Tengah yang dilanda perang. Sikap kepedulian sesama Muslim itulah yang bisa juga menjadi 'pancingan' WNI bergabung dengan ISIS.
"Semua itu menimbulkan satu rasa persepsi yang sama. Lalu mereka bertanya apa sih cara untuk kita menghentikan kezaliman itu semua? Jadilah mereka menyebut Amerika musuh Islam, Densus 88 memusuhi Islam. Terakhir timbul rasa ingin jihad," paparnya.
Cara lain ISIS rekrut anggota, yaitu lewat pertemanan atau keluarga. Banyak anggota ISIS yang bergabung karena faktor pertemanan dan garis keturunan.
Sementara ditemui di tempat yang sama, Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris mencatat berbagai alasan WNI tergiur bergabung dengan ISIS. Yang terbesar adalah alasan ekonomi.
Dia mengatakan, ISIS bisa menggaji para jihadisnya dengan gaji ribuan dolar Amerika Serikat. Jika dirupiahkan minimal senilai Rp20 juta perbulan.
"Tapi ada juga yang alasannya untuk berjihad. Jadi alasan kesejahteraan untuk mendapatkan uang, dan alasan kesenangan untuk berjihad," kata Irfan.
Lalu apa bahayanya untuk Indonesia? Sementara para jihadis itu berjuang di Suriah dan Irak.
"Kalau mereka kembali ke Indonesia? Mereka membawa jiwa jihad versi ISIS di Indonesia? Ini ancaman," tegas Irfan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Drama Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Pernah Dilaporkan Hilang, Pulang Jadi Tersangka Korupsi Rp32,2 M
-
Rekening Istri dan Staf Pribadi Jadi Penampung Aliran Dana Rp32,2 M Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi
-
Sebut Suku Dayak Punya Ilmu Hitam, Konten Kreator Riezky Kabah Diciduk Polisi di Jakarta
-
Kritik Gus Nadir soal Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Kita Kerap Berlindung dari Kalimat 'Sudah Takdir'
-
Lodewyk Pusung Diganjar Pangkat Kehormatan, Keputusan Prabowo Dinilai Tepat, Mengapa?
-
Awasi Subsidi Rp 87 Triliun, Pemerintah Kaji Pembentukan Badan Pengawas Khusus LPG 3 Kg
-
Joget Sambil Mabuk Berujung Maut: Sekuriti Tewas Dibacok di Kafe Bmart Kemayoran
-
Dari Spanduk Penolakan hingga Meja Mediasi: Warga Palmerah dan DLH Mencari Titik Temu Soal Sampah
-
Polisi Tangkap Pemuda 22 Tahun di Pelosok Minahasa, Benar Hacker Bjorka atau Sekadar Penipu Ulung?