Suara.com - Militer Amerika Serikat (AS) telah melakukan ribuan serangan udara terhadap kelompok ISIS di Timur Tengah sejak 8 Agustus tahun lalu. Dalam melakukan operasinya, AS tidak sendiri melainkan membentuk koalisi dengan negara-negara lain.
Puluhan negara bergabung dengan AS untuk memerangi ISIS di Suriah dan Irak. Pentagon, melalui juru bicaranya Kolonel Angkatan Darat Steve Warren, hari Kamis (19/3/2015), merilis data-data operasi militer AS dan koalisinya sepanjang periode 8 Agustus 2014 sampai dengan 18 Maret 2015.
Berikut ini adalah sepuluh fakta menarik yang bisa disarikan dari data yang dirilis oleh Pentagon tersebut.
1. Militer AS sendiri sudah melancarkan 2.320 serangan udara terhadap kelompok ISIS.
2. Dana yang sudah dihabiskan AS menembus angka 1,83 miliar Dolar AS atau sekitar Rp23,7 triliun.
3. Dalam sehari, Pentagon rata-rata menggelontorkan dana sebesar 8,5 juta Dolar atau sekitar Rp110 miliar untuk mendanai operasi AS memerangi ISIS.
4. Menurut Pentagon, serangan yang dilancarkan pasukan AS mencakup 80 persen dari keseluruhan serangan dari koalisi multinasional yang memerangi ISIS.
5. Lebih dari 60 negara bergabung dalam koalisi pimpinan AS.
6. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Yordania, Belanda dan Inggris, melancarkan serangan udara di Irak.
7. Basis ISIS di Suriah jadi sasaran pasukan militer dari AS, Bahrain, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
8. Secara keseluruhan, AS dan koalisinya sudah memberangkatkan 2.893 misi serangan udara, di mana 1.631 diantaranya diarahkan ke Irak, 1.262 ke Suriah, dan menghajar 5.314 target.
9. Pasukan koalisi sejauh ini sudah menghancurkan 73 tank, di mana beberapa diantaranya adalah tank M1A1 Abrams buatan AS yang dirampas ISIS. Mereka juga sudah menghancurkan 282 unit kendaraan taktis jenis Humvee yang juga dirampas ISIS dari pasukan militer Irak.
10. Pasukan koalisi sudah menyerang 408 wilayah, 1.003 barak tempur, dan 87 sumur minyak yang dikuasai ISIS. (Reuters)
Berita Terkait
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
-
Nasib Tragis Tiga Remaja Inggris yang Menjadi Pengantin ISIS
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah