Joko Widodo (Jokowi) saat berada di posko JKW4P di Jakarta, pada Maret sebelum Pilpres 2014 lalu. [Suara.com/Bagus Santosa]
Relawan Pro Jokowi (Projo) mengaku tidak merasa dijauhi oleh Presiden Joko Wododo (Jokowi). Hal itu berbanding terbalik dengan pihak PDI Perjuangan (PDIP) selaku partai pengusung yang merasa cenderung dijauhkan oleh pihak Istana Negara.
"Kalau hubungan dengan relawan lain, saya tidak terlalu mengikuti. (Tapi) Dengan Projo, (Jokowi) seperti ada hubungan intim. Bahkan dalam 2-3 kali kesempatan, kita secara eksklusif diundang Pak Jokowi ke Istana. Pak Jokowi kan juga Ketua Dewan Pembina Projo," ujar Ketua Bidang Hukum dan Konstitusi Projo, Sunggul Hamonangan Sirait, dalam acara diskusi bertemakan "Penumpang Gelap di Tikungan", di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015).
Sunggul bahkan memastikan, pihaknya masih sering menyampaikan masukan maupun aspirasi-aspirasi masyarakat secara langsung kepada Presiden Jokowi.
"Kita ormas yang di luar pemerintahan yang langsung dari rakyat yang hidup di lingkaran Projo, (itu) aspirasi dari pusat maupun daerah, kita sampaikan ke Presiden. Apa aja yang dihadapi secara real (di masyarakat)" jelas Sunggul.
Akan halnya mengenai PDIP, Projo menurut Sunggul juga tidak merasa iri dengan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu. Sunggul menerangkan, sebagian orang yang tergabung di Projo juga ada yang memiliki kartu tanda anggota (KTA) PDIP, namun mereka tak mau ormasnya itu disamakan dengan PDIP.
"Gak ada iri sama PDIP. Sebagian dari kita kan memegang KTA PDIP dalam Projo, (tapi) tidak bisa juga Projo diidentikkan dengan PDIP. Kalau kita memberikan masukan (ke Jokowi), pasti didengar. Gak mungkin diundang bertemu 2-3 kali dengan Jokowi di Istana, kalau (sarannya) gak didengar," tandasnya.
"Kalau hubungan dengan relawan lain, saya tidak terlalu mengikuti. (Tapi) Dengan Projo, (Jokowi) seperti ada hubungan intim. Bahkan dalam 2-3 kali kesempatan, kita secara eksklusif diundang Pak Jokowi ke Istana. Pak Jokowi kan juga Ketua Dewan Pembina Projo," ujar Ketua Bidang Hukum dan Konstitusi Projo, Sunggul Hamonangan Sirait, dalam acara diskusi bertemakan "Penumpang Gelap di Tikungan", di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015).
Sunggul bahkan memastikan, pihaknya masih sering menyampaikan masukan maupun aspirasi-aspirasi masyarakat secara langsung kepada Presiden Jokowi.
"Kita ormas yang di luar pemerintahan yang langsung dari rakyat yang hidup di lingkaran Projo, (itu) aspirasi dari pusat maupun daerah, kita sampaikan ke Presiden. Apa aja yang dihadapi secara real (di masyarakat)" jelas Sunggul.
Akan halnya mengenai PDIP, Projo menurut Sunggul juga tidak merasa iri dengan partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu. Sunggul menerangkan, sebagian orang yang tergabung di Projo juga ada yang memiliki kartu tanda anggota (KTA) PDIP, namun mereka tak mau ormasnya itu disamakan dengan PDIP.
"Gak ada iri sama PDIP. Sebagian dari kita kan memegang KTA PDIP dalam Projo, (tapi) tidak bisa juga Projo diidentikkan dengan PDIP. Kalau kita memberikan masukan (ke Jokowi), pasti didengar. Gak mungkin diundang bertemu 2-3 kali dengan Jokowi di Istana, kalau (sarannya) gak didengar," tandasnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Prabowo Dengar, Alasan Kader Gerindra Menjerit Tolak Budi Arie
-
Yusril Beberkan Rencana 'Pemutihan' Nama Baik Napi, Ini Beda Rehabilitasi dan Hapus Pidana
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
Geledah Dinas Pendidikan Riau, KPK Cari Jejak Bukti Korupsi di Balik Kasus Pemerasan Gubernur
-
5 Fakta Mahasiswi Universitas Unpak Bogor: Surat Pilu Ditemukan, 'Maaf Ayah, Ibu, Mental Ira Hancur'
-
"Ira Cape, Ira Nyerah," Isi Surat Mahasiswi Unpak yang Jatuh dari Lantai 3 Gegerkan Bogor
-
Usai Protes Pedagang dan Mediasi Gubernur DKI, Tarif Kios Pasar Pramuka Resmi Diturunkan
-
Hadiri Rakornas DTSEN Bareng Kemensos, Seskab Teddy Bawa Pesan Ini dari Presiden Prabowo
-
DPRD DKI Usul Kembangkan Transportasi Laut, Impikan Kepulauan Seribu Jadi Maldives-nya Jakarta
-
Tak Ditahan Usai Diperiksa 9 Jam, Roy Suryo Pekik Takbir di Polda Metro Jaya