Suara.com - Ketua Umum MUI Prof Din Syamsuddin menyatakan bahwa ISIS merupakan kelompok ideologi, karena itu ideologi juga harus diperangi dengan ideologi, sehingga ulama (tokoh agama) harus dilibatkan di dalamnya.
"Tiga pilar itu masih kurang, karena ISIS itu merupakan perang ideologi. Untuk itu, tiga pilar yang terdiri dari kepala desa, babinsa, dan babinkamtibmas itu perlu ditambah ulama (tokoh agama)," katanya di Surabaya, Jatim, Selasa (21/4/2015).
Dalam sarasehan "tiga pilar" di Auditorium Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jatim, yang membahas strategi pencegahan kelompok radikal, anti-Pancasila, dan kriminal, serta kesiapan Pilkada Serentak 2015 itu, Din memuji langkah dalam sinergi "tiga pilar" untuk mewujudkan keamanan.
"Tapi, kita harus memahami bahwa ISIS itu merupakan gerakan politik yang membegal agama. Dalam pemahaman saya, mereka mendapatkan persenjataan karena ada skenario global untuk memporakporandakan dunia Islam dengan target untuk meraup potensi energi yang ada," katanya.
Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia masih patut bersyukur dan tidak seperti kawasan Timur Tengah yang mudah dibuat kacau untuk mencitrakan Islam sebagai teror.
"Islam di Indonesia relatif tidak terprovokasi skenario global, karena Islam yang dikembangkan di Indonesia adalah Islam yang moderat, Islam yang bersifat jalan tengah," katanya dalam sarasehan yang dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf, Gubernur Jatim Dr Soekarwo, dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko itu.
Senada dengan itu, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai menegaskan bahwa ISIS yang dipelesetkan IS (Islamic State) itu justru mencederai Islam, karena seolah-olah Islam itu teror.
"PBB sudah menyatakan ISIS itu teror, bahkan 126 pemimpin Muslim se-dunia dalam pertemuan di Maroko pada 19 November 2014 sudah menyatakan ISIS itu bukan Islam, bahkan ISIS itu merupakan musuh nomor satu Islam," katanya.
Menurut dia, ISIS itu sebenarnya merupakan "jaket baru" dari Alqaeda dan Ikhwanul Muslimin dengan sumber yang sama saja, bahkan lebih kasar, karena sesama Islam juga menjadi sasaran. "Kalau di Indonesia, sumber-nya ya JI, JAT, dan semacam itu," katanya.
Namun, semua gerakan radikal di Indonesia itu sama saja motifnya dengan di dunia yakni motif politik. "Target mereka sama yakni khilafah atau negara Islam untuk mengganti Pancasila, merah putih, UUD 1945, dan nilai-nilai dasar bangsa dan negara Indonesia," katanya.
Intinya, katanya, gerakan radikal itu hanya klaim atas agama, tapi mereka memiliki dua paham yakni takfiri dan jihad. "Takfiri itu menganggap kelompok lain itu kafir, kalau Alqaeda mengkafirkan Barat, tapi kalau ISIS mengkafirkan semuanya, termasuk sesama Islam," katanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan ulama harus dimasukkan dalam "tiga pilar" untuk mengantisipasi radikalisme, anti-Pancasila, kriminalitas, dan konflik politik di Jatim, karena kelompok radikal itu perlu diantisipasi dengan sentuhan ideologi.
Menanggapi hal itu, Gubernur Jatim Dr Soekarwo yang getol memperkuat "tiga pilar" menyatakan pihaknya memang akan mengembangkan "tiga pilar" dengan melibatkan ulama di dalamnya, mulai dari ulama skala provinsi hingga ulama atau kiai kampung.
"Sinergi tiga pilar itu baru saja terbentuk dan baru tiga kali melakukan pertemuan yakni Jombang, Malang, dan Surabaya. Setelah ini, kita akan kembangkan dengan ulama dari tingkat provinsi sampai kiai kampung," katanya.
Dalam sarasehan yang dihadiri bupati, camat, Danrem, Dandim, Kapolrestabes, Kapolres, perwakilan desa, Babinsa, dan Babinkamtibmas se-Jatim itu juga menampilkan sejumlah narasumber lain, di antaranya ahli tafsir Alquran Prof Quraish Shihab, pakar politik Unair Prof Hotman Siahaan, Ketua KPU Jatim Eko Sasmito, dan sebagainya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari