Suara.com - Presiden Barack Obama diminta menyerukan rakyatnya untuk tidak memakan ikan dari Thailand. Sebab Thailand menjalankan perbudakan nelayan untuk mendapatkan ikan dari laut sekitar Indonesia.
Kasus perbudakan nelayan itu melibatkan perusahaan Indonesia di Benjina, Kepulauan Aru, Maluku. Hasil investigasi AP memperlihatkan ikan hasil perbudakan nelayan itu dijual di pasar Amerika Serikat.
Direktur LSM Freedom House Mark Lagon menyebutkan industri perikanan Thailand penuh dengan kerja paksa. Baik di laut lepas dan di daratan.
"Seperti yang telah dilaporkan selama bertahun-tahun, industri perikanan Thailand penuh dengan kerja paksa, baik di laut lepas dan di pengolahan hasil laut dan kemasan," kata Lagon seperti dilansir AP, Kamis (23/4/2015).
Maka itu Obama perlu melarang impor ikan asal Thailand. Sebab ini bagian dari tugas Departemen Luar Negeri untuk memerangi perdagangan manusia. Bahkan Obama perlu memberikan catatan hitam untuk negara-negara yang terindikasi memperkerjakan nelayan dengan metode perbudakan.
Sebenarnya AS mempunyai hukum soal pelarangan impor bagi negera yang melakukan kerja paksa. Namun pelarangan itu hanya dilakukan sebanyak 39 kali selama 85 tahun. Senator dan DPR AS akan mengubah peraturan itu agar lebih ketat. Sehingga tidak ada celah bagi negara pelaku perbudakan untuk bisa ekspor ikannya ke AS.
Senator Ron Wyden menyinggung soal perbudakan di Benjina. Dia mengatakan cukup bisa menjadi bukti jika perbudakan nelayan tidak bisa dimanfaafkan.
"Saya ingin mengatakan kepada Kongres bahwa jika saya menyebutkan tentang semua tengkorak manusia dan tulang dari nelayan yang meninggal, laut akan penuh dengan tulang," katanya.
"Atas nama semua nelayan di sini, saya meminta kepada Kongres bahwa AS berhenti membeli semua ikan dari Thailand," tambah Wyden. (AP)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar