Suara.com - Jumlah korban tewas akibat gempa nepal sudah menembus lebih dari 5.000 orang. Sementara lebih dari setengah juta rakyat Nepal yang selamat, hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Mereka tidak mempunyai tempat berteduh. Sebab rumah mereka hancur karena gempa 7,9 SR.
Menteri Komunikasi dan Informasi Nepal, Minendra Rijal mengatakan saat ini negaranya sangat buruh bantuan dari negara tetangga. Terutama yang mendesak adalah tenda untuk tempat tinggal sementara.
Nepal membutuhkan 500.000 tenda untuk korban gempa yang selamat. Mereka sudah tidak mempunyai harta benda, bahkan rumah.
"Hidup ini harus kembali normal. Kami masih belum bisa memberikan bantuan secara merata dan benar," kata Rijal seperti dilansir CNN, Kamis (30/4/2015).
Sampai saat ini Nepal hanya bisa menyediakan 4.700 tenda dan 22.000 terpal untuk dijadikan atap berteduh dari hujan dan dinginnya malam. Pemerintah Nepal mengakui tidak bisa bekerja sendiri. Mereka sangat bergantung ada bantuan dari India dan Thailand.
Sementara Rijal melaporkan ada 21 helikopter untuk evakuasi korban gempa. Termasuk 7 heli yang disediakan oleh India. Kata dia hujan deras sangat menyulitkan proses pengiriman bantuan dan evakuasi korban.
Sebelumnya, hari ini PBB mengajukan permohonan sebesar 415 juta Dolar AS atau Rp5,3 triliun untuk mendukung Pemerintah Nepal guna menyediakan bantuan penting buat rakyat yang jadi korban gempa.
Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan dalam satu taklimat dana itu akan disalurkan buat rencana aksi gabungan guna menangani kebutuhan paling mendesak selama tiga bulan ke depan untuk tempat berteduh, air dan kebersihan, kesehatan darurat, makanan dan perlindungan.
Haq mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu membahas dengan Perdana Menteri Nepal Sushil Koirala melalui telepon mengenai kegiatan yang dilancarkan dalam upaya pencarian dan pertolongan dan bantuan kemanusiaan. Ban juga menyampaikan solidaritas PBB untuk rakyat Nepal.
Menurut perkiraan PBB, sebanyak 1,4 juta orang akan mendapat manfaat dati bantuan pangan, sementara sebanyak 2,1 juta anak dan 525.000 perempuan akan mendapat manfaaat dari bantuan perlindungan.
Gempa dengan kekuatan 7,9 pada Skala Richter mengguncang Nepal pada Sabtu (25/4). Lebih dari 5.000 orang telah kehilangan nyawa dan lebih dari 10.000 orang cedera akibat gempa bumi tersebut, sementara banyak gempa susulan terjadi. (CNN)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Truk Kontainer Mogok di Tanjung Duren, Sejumlah Rute Transjakarta Pagi Ini Terlambat
-
Polda Metro Jaya Tutup UKW 2025, 77 Wartawan Dinyatakan Kompeten
-
Begini Respons Mendagri Soal Aksi Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih
-
Kepala Daerah Papua Diminta Jaga Raja Ampat, Prabowo: Jangan Sampai Dirusak Wisatawan!
-
Presiden Prabowo Sudah Teken PP, Begini Formula Kenaikan Upah 2026 yang Akan Berlaku
-
Tolak Politik Upah Murah, Puluhan Ribu Buruh Siap Kepung Istana pada 19 Desember
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak