Suara.com - Polemik antara Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri kembali terjadi setelah peristiwa penangkapan penyidik KPK Novel Baswedan oleh Bareskrim Polri.
Menanggapi hal itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala mengaku tidak setuju jika kasus Novel disamakan dengan kasus perseteruan KPK dengan Polri. Hal itu disampaikan langsung dalam diskusi bertemakan TeleNOVELa KPK Polri.
"Saya menolak (kasus ini) untuk dikaitkan konteks KPK kalau konteks penahanan saudara Novel gak ada kaitanya dengan KPK-nya, gak ada yang menghubungkan dengan KPK. Fokus aja, bagi saya pribadi dan teman-teman di komisi bukan hubungan Polri-KPK, ini urusan hukum," ujarnya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/5/2015).
Namun, Adrianus tak menapik, kasus yang sebelumnya sempat bergulir pada tahun 2012, terjadi ketegangan antara KPK dan Polri. Ketika itu, imbuh Adrianus, Polri kalah dengan KPK.
"Kalau kembali ke kasus Novel kalau kaitkan kasus cicak buaya betul langkah tersangka yang dilakukan Polri semacam 1-0. Kemudian dikembaliknya situasi dan dicarilah kelemahan komusioner KPK, tapi tidak ada, dan ketemulah kelemahan penyidik yakni Novel Baswedan," terang dia.
Adrianus menerangkan dalam kasus ini, penyidik Polri juga sempat akan menjemput Novel pada tahun lalau di kantor KPK. Namun, Polri mendapatkan hadangan dari masyarakat ketika itu.
"Setelah mau penjemputan Novel di KPK, dan ada hadangan dari masyarakat akhirnya nggak dilakukan, lalau tenang lagi. Nah pada tahun 2015 ini bukan dalam konteks yang kemarin (perseteruan KPK Polri). Tapi ada kasus yang sebelumnya di-pending, karena ada 1 dan 2 (kendala) dan bukan konteks KPK Polri, ini satu hal yang murni hukum lalu sebagai pembahasnyaala hukum (yang berjalan)," ternag dia.
Selain itu, Adrianus juga tidak sepakat dengan pandangan masyarakat yang menyebut kasus Novel ini sebagai bentuk balas dendam Polri menyusul penanganan KPK terhadap kasus korupsi perwira tinggi polisi, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.
"Itu namanya lebay. Seharusnya sekarang orang berfikir yang fokus aja, dan yang (dilakukan Novel karena) berbut tindakan pidana pada saat dia bertugas, yakni sebagi poliei," jelas Adrianus.
Sebagai informasi, kasus yang menjerat Novel Baswedan terjadi pada 2004 saat dia ditugaskan di Kota Bengkulu. Ketika itu ada kasus pencurian burung walet dan Novel diduga menembak pelaku pencurian.
Pada 2012 kasus ini dibuka lagi ketika KPK tengah menangani kasus korupsi perwira tinggi polisi, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.
Tag
Berita Terkait
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
-
Menurut Novel Baswedan, Korupsi Timah Rp300 Triliun Bukan Kerugian Negara
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Apa Bjorka Asli Benar-Benar Sudah Ditangkap? Muncul Akun Baru Usai Polisi Umumkan Penangkapannya
-
TNI Gelar Simulasi Penyediaan MBG Saat Bencana dalam Acara Perayaan HUT ke-80 di Monas
-
Lebih dari 100 Media Lokal dan 30 Pembicara Hadir di Local Media Summit 2025
-
Prabowo di HUT ke-80 TNI: Tak Ada Tempat untuk Pemimpin Tak Kompeten
-
Instruksi Prabowo ke Panglima TNI: Seleksi Pemimpin Tidak Perlu Terlalu Perhitungkan Senioritas
-
HUT TNI ke-80 di Monas, Warga Berebut Foto Saat Prabowo Melintas Naik Maung Putih
-
Prabowo Berulang Kali Ucapkan Terima Kasih Jelang Upacara HUT ke-80 TNI
-
TPA Ilegal Rowosari Ditutup, Pemkot Semarang Berjanji Akan Siapkan TPS Resmi
-
Naik Maung, Prabowo Keliling Monas dan Sapa Warga Sebelum Pimpin Upacara HUT TNI
-
Monas Dibanjiri Warga, Tank Tempur Jadi Rebutan Spot Foto untuk Anak-Anak di HUT ke-80 TNI