Suara.com - TNI bersama perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan relawan Taruna Hiking Club yang tergabung dalam tim penyelamatan dan evakuasi diberangkatkan melalui jalur darat untuk mencari warga Indonesia yang hilang kontak sejak terjadinya gempa bumi di wilayah Langtang, Nepal.
Hal tersebut diungkapkan Komandan Misi Evakuasi WNI di Nepal, Letkol Pnb Indan Gilang, saat melepas tim pencarian WNI jalur darat di Posko Penyelamatan dan Evakuasi WNI di Kathmandu, Nepal, Minggu (3/5/2015).
Tim yang berjumlah enam orang tersebut, terdiri dari tiga personel Paskhas TNI AU yaitu Sertu Sujianto, Praka Edi Sunaryo, Praka Dwi Haryanto, satu personel perwakilan Kemenlu yaitu Kreshna Djaelani dan dua personel Taruna Hiking Club Bandung yaitu Adidjana Gustiansyah dan Sofyan Arif.
“Tim pencarian WNI melalui jalur darat berangkat menggunakan kendaraan mobil dengan menempuh waktu selama enam jam, dan selanjutnya melakukan perjalanan kaki selama lima jam. Sementara itu, pencarian dari udara dengan helikopter akan diarahkan ke titik mereka diduga hilang dengan didukung oleh tim darat,” ujar Indan Gilang.
Lebih lanjut Indan Gilang mengatakan informasi dan fakta di lapangan diperoleh data sementara bahwa kemungkinan ketiga WNI yang hilang kontak ketika terjadi gempa sedang melakukan pendakian di wilayah Dhunce Nepal. Dhunce adalah area yang lebih rendah, dan paling dekat dengan Kathmandu yakni 7-8 jam perjalanan darat menggunakan mobil dan disambung jalan kaki.
Ketiga WNI yang belum bisa dihubungi sejak gempa melanda negara Nepal pada 25 April 2015 lalu, yaitu Kadek Andana (26), Alma Parahita (31), dan Jeroen Hehuwat (36).
Dalam proses pencarian dan evakuasi tim jalur darat dipandu oleh operator hotel pemandu perjalanan (guide) yang mengetahui jalur atau rute tiga pendaki asal Bandung tersebut. Pemandu perjalanan tersebut juga memiliki foto terakhir Kadek Andana dan kawan-kawan yang diambil pada 21 April 2015.
“Mereka melihat dan mengetahui bahwa rombongan ketiga WNI tersebut menuju ke Dhunce, dan foto itu sangat meyakinkan untuk membantu mengarahkan tim jalur darat untuk menunjukkan jalur tersebut,” kata Indan Gilang.
Tim pencarian jalur darat yang berasal dari TNI dilengkapi dengan telepon satelit untuk melakukan laporan secara berkala, agar memudahkan koordinasi dan pencarian untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?