Suara.com - Hari Buruh Internasional, Jumat (1/5/2015) kemarin di Nepal terasa berbeda. Para pekerja di sana tidak menuntut kesejahteraan atau juga penaikkan upah. Mereka kerja keras menyelamatkan korban gempa dahsyat 7,9 SR pekan lalu.
Kantor Berita Cina, Xinhua merangkum cerita para buruh di sana.
Sebuah desa di Latitpur di Khokana, Nepal, adalah 1 dari ribuan desa yang hancur karena gempa. Di sana 300 orang tewas.
Desa Khokana ini adalah pintu masuk bantuan dari luar negeri ke Nepal. Di sana dibangun fasilitas Palang Merah Nepal.
Ada 5 perempuan dan 1 lelaki muda yang menjaga. Selain itu ada 3 anggota palang merah dan 4 relawan ang mendistribusikan mesin pemurnni air, obat-obatan dan alat kebersihan. Semua didistribusikan ke desa terdekat.
Di sana mereka buruh. Kerja dari pagi sampai malam, dan membantu 100 korban gempa tiap hari.
Salah satu dari mereka, Uddesh Dangol sudah bekerja di Palang Merah Nepal selama 20 tahun. Dia fokus membantu warga. Dia semangat menceritakan keadaan kota saat ini.
"Sekarang banyak warga yang menderita penyakit kulit karena kurangnya air bersih. Beberapa menderita nyeri tubuh, sakit kepala dan sakit perut," kata Dangol.
Dangol tidak menunut apa-apa di May Day tahun ini. "Keadaan nyata, saya hanya ingin bekerja keras menyelamatkan mereka," singkat dia.
Lainnya, Santoshi Gazurel relawan mahasiswa dari Kist Medical School di Kathmandu. Dia anggap pekerjaan di kawasan gempa ini sebagai tugas mulia. Dia bersama teman-teman sekelasnya tidak meminta bayaran untuk membantu.
"Banyak yang diare, ini harus diatasi. Kami bawa semua," kata dia.
Pekerja lain yang ikut dalam misi penyelamatan di sana adalah Zou Shaodong. Sebelum gempa, dia bekerja di Kantor Pariwisata Cina di Nepal. Tapi sekarang dia menjadi koordinantor penyaluran bantuan untuk para korban dari Cina.
"Saya merasa mempunyai hubungan dekat masyarakat Tionghoa setempat," kata dia. (xinhua)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?