Suara.com - Peringatan May Day yang jatuh pada Jumat 1 Mei 2015 kemarin menyisakan duka mendalam di kalangan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia. Pasalnya, salah seorang teman mereka yang juga menjabat sebagai pengurus FSPMI, Sebastian Manuputi (32), meninggal dunia setelah membakar diri dan menjatuhkan diri dari atap stadion Gelora Bung Karno.
Kepergian Sebastian secara tragis tersebut pun menyisakan sepenggal tanda tanya mengenai motif bakar diri yang dilakukannya. Hubungannya dengan Samah, sang istri ditengarai baik-baik saja. Lantas apa yang mendorong Sebastian melakukan aksi nekat ini?
Sebelum meninggal, Sebastian sempat menuliskan status di akun Facebook pada 16.05 WIB atau beberapa menit sebelum menjatuhkan diri, yang berisi "lanjutkan perjuangan kaum buruh, tani & nelayan, aku bahagia melakukannya."
Psikolog Efnie Indriani menduga bahwa motif yang dilakukan Sebastian adalah untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diadopsinya terkait dengan hak buruh.
"Kalau orang sudah sampai berani bunuh diri berarti ada value yang dia adopsi. Ada orang-orang tertentu yang kepribadiannya diwarnai oleh believe. Believe ini terbentuk dari nilai-nilai yang diadopsinya, yang akhirnya mendorong dirinya melakukan aksi nekat seperti bunuh diri," kata Efnie kepada Suara.com, Senin (4/5/2015).
Menurut sebuah survei, Efnie menambahkan ada 10 persen orang di dunia yang memiliki kepribadian untuk meyakini nilai-nilai yang dianutnya. Jika sudah merasuk ke alam bawah sadar, tak jarang orang yang termasuk dalam golongan ini melakukan segala upaya untuk memperjuangkannya.
"Dan biasanya sudah bisa sampai melakukan aksi nekat seperti itu, berarti nilai-nilai tersebut sudah betul-betul terinternalisasi ke dalam diri dia. Bisa saja dia berpikir, 'Aku mati seperti ini adalah pengorbanan yang hebat," imbuhnya.
Sebastian, menurut Efnie, bisa saja tak mempertimbangkan faktor istri dan masa depan keluarga ketika memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan aksi nekat.
"Pada 10 persen orang di dunia yang sangat menginternalisasi keyakinan mereka, itu efeknya bisa seperti terkena brain wash. Mereka tidak mempertimbangkan keluarga saya seperti apa, masa depan anak-anak saya seperti apa dampak jika melakukan itu apa," kata dia.
Koordinator Bidang Organisasi FSPMI Obon Tabroni yakin motif aktivis buruh dari perusahaan yang memproduksi minuman kemasan merk Ale-Ale itu bukan faktor keluarga.
"Kalau dari faktor keluarga, rasanya tidak ada sesuatu yang masalah. Soalnya pagi itu, masih biasa-biasa saja," kata Obon kepada Suara.com, Minggu (3/5/2015) malam.
Sebastian dan istrinya, Samah, selama ini ngontrak di Kampung Cikedokan Barat, Rt 1/2. Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Orang tuanya tinggal Jalan Pulo Sirih Utara Dalam 3, Blok DC, Nomor 93, RT 4/14, Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Kata Obon, Samah juga bekerja di Tirta Alam Segar.
"Almarhum belum punya anak, baru nikah sekitar setahun yang lalu," kata Obon.
Obon menduga motif aksi buruh PT Tirta Alam Segar di kawasan industri MM2100, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ialah ingin menjadi seorang martir perjuangan buruh.
"Kalau saya lihat, dia terlibat banyak memperjuangkan teman-temannya yang mengalami kecelakaan kerja, seperti ada temannya yang tangannya buntung, status kerja temannya enggak jelas, kontrak terus, kemudian temannya dirawat, tapi Jamsosteknya dipotong setelah dirawat. Dia intens perjuangkan itu," kata Obon.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton
-
Berapa Anak Cak Imin? Angkat Santri Korban Reruntuhan Al Khoziny Jadi Anak
-
Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Bertambah, Tim SAR Sudah Temukan 37 Jenazah
-
Janjian Ketemu Makan Siang, Istana Ungkap Isi Pembicaraan Prabowo - Jokowi di Kertanegara
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Prabowo Wajibkan TNI Melek Tekonologi dan Ikut Perkembangan Zaman
-
Misteri 2 Jam Pembicaraan 4 Mata di Kertanegara, Jokowi Beri 'Masukan Rahasia' ke Prabowo
-
Tak Kebagian Kupon Doorprize di HUT ke-80 TNI, Banyak Warga Kecewa
-
Musik Mendadak Mati, Penampilan NDX AKA di HUT ke-80 TNI Sempat Terhenti