Suara.com - Bayi bernama Muhammad Danendra yang lahir tanggal 31 Maret 2015 lalu, akhirnya dibolehkan pulang oleh pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sebelumnya, Danendra tidak boleh dibawa pulang karena orangtuanya, Galih Prasetyo dan Magie Dwi Listiani, tidak bisa melunasi biaya sebesar Rp65 juta.
"Anak saya, Danendra, jam 15.30 WIB, kemarin (Senin (11/3/2015) keluar dari rumah sakit," kata Galih kepada Suara.com, Selasa (12/5/2015).
Galih mengaku belum tahu alasan pasti RSUD Pasar Rebo mengizinkannya membawa pulang Danendra, meski ia belum melunasi semua biaya rumah sakit.
"Saya tidak mengetahui persis kenapa akhirnya Danendra boleh dibolehkan pulang. Apakah karena sudah ada pemberitaan di media dan Bapak Ahok (Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) juga sudah mengetahuinya atau ada alasan lain," kata Galih.
Pagi hari sebelum Danendra dibolehkan pulang, kata Galih, ia pergi ke Jamkesda Bekasi, Jawa Barat, karena KTP-nya beralamat di Bekasi.
Galih mengatakan ia pergi ke Jamkesda Bekasi atas arahan tim dari Gubernur Ahok yang pada hari Minggu (10/5/2015) lalu survei ke kontrakan Galih di Jalan Bungur 9, RT 6/12, Nomor 145-S4, Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.
Namun, kata Galih, Jamkesda Bekasi tidak bisa meng-cover biaya persalinan dan perawatan Danendra karena Dinas Kesehatan Bekasi tidak bekerjasama dengan RSUD Pasar Rebo.
"Saya hanya mendapat surat keterangan tidak mampu yang baru dari Dinas Sosial Bekasi. Saya lantas menghubungi tim Pak Ahok, lalu ia mengatakan agar menunggu instruksi selanjutnya dari beliau. Saya kemudian ke rumah sakit karena sudah ada rekan-rekan media yang menunggu. Sampai di sana saya bertemu dengan Pak Dedi dari bagian pelayanan BPJS RSUD Pasar Rebo," kata Galih.
Dedi kemudian memberitahu Galih bahwa Danendra boleh pulang.
"Beliau yang kemudian memberitahu saya kalau hari ini (Senin) anak saya fix pulang," kata Galih.
Tapi sebelum diizinkan pulang, Galih harus membuat perjanjian dulu dengan RSUD bahwa ia siap membayar biaya rumah sakit secara cicil tiap bulan.
"Beliau juga yang membantu saya sampai mendapat surat perjanjian menyicil per bulan semampu saya membayar. Pak Dedi ini kemudian menghadap Wakil Direktur Rumah Sakit dan mendapat surat ACC pulang," kata Galih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sebut Usulan Gelar Pahlawan Absurd, Koalisi Sipil: Soeharto Simbol Kebengisan Rezim Orba
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe