Suara.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan segenap komponen bangsa Indonesia atas kecenderungan kehidupan yang semakin individualistik dan kompetitif. Hal itu dinilainya berpotensi mengikis semangat gotong royong sebagai jiwa bangsa.
"Ego daerah, ego sektoral, masih lebih menonjol daripada sinergi dan kerja sama. Inilah yang perlu saya ingatkan," kata Jokowi, dalam sambutan pembukaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Gerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga HKG-PKK) tahun 2015, di Kolongan Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (28/5/2015).
Jokowi mengatakan, bulan bakti gotong royong adalah momentum bersama yang dapat mengingatkan semua anak bangsa tentang arti penting dari gotong royong. Terutama sekali dalam hal ini kepada generasi muda, sebagai penerus yang akan memikul tugas sejarah bangsa ini ke depan.
"Gotong royong bukan hanya jiwa bangsa, namun juga sekaligus modal sosial dalam menghadapi masa depan, di mana rakyat secara bahu-membahu menyelesaikan berbagai hambatan dan tantangan ke depan," kata Presiden.
Oleh karena itu, lanjut Jokowi, gotong royong harus dimaknai bukan hanya sebagai slogan, sebatas kata-kata, atau bahkan jargon. Namun lebih dari itu, gotong royong harus diaktualisasikan, dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bekerja sehari-hari.
"Gotong royong harus kita wujudkan dalam sebuah tindakan yang nyata. Kita perlu menanamkan semangat gotong royong kepada anak-anak kita, kepada generasi muda kita, sebab merekalah pemegang masa depan bangsa ini," lanjut Jokowi.
Presiden pun mendorong lembaga pendidikan untuk secara dini dan terus-menerus menanamkan jiwa dan semangat kegotong-royongan, dalam proses pendidikan dan perkembangan anak didik.
"Generasi muda harus terbiasa bermusyawarah dan memutuskan, dan bergotong royong dalam bekerja. Itulah sebabnya semangat gotong royong harus diajarkan melalui kegiatan praktek nyata, bukan sekadar wacana," tandas Presiden.
Dalam kunjungan perdana ke Sulawesi Utara ini, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, beserta sejumlah menteri Kabinet Kerja di antaranya Menko PMK Puan Maharani dan Mendagri Tjahjo Kumolo.
Usai membuka BBGRM dan HPG-PKK, Presiden dan rombongan didampingi Gubernur SH Sarundajang, pun berkesempatan melakukan kunjungan singkat ke Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berbatasan laut dengan Filipina. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO