Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat perkembangan modus operansi korupsi yang melibatkan pejabat negara dan swasta. Modus korupsi itu makin tidak terduga.
Pelaksana Tugas Komisioner KPK Johan Budi SP menjelaskan baru-baru ini KPK menemukan modus operandi korupsi dengan cara perselingkungan. Itu terjadi di daerah antara bupati dan DPRD.
"Tadinya soal negosiasi perizinan. Sekarang sudah ada perselingkuhan, antara eksekutif dan legistiaf," jelas Johan di sebuah diskusi di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/6/2015).
Johan mengatakan KPK menemukan modus baru itu selama 3 tahun belakangan. Perselingkungan antara eksekutif dan legislatif itu berujung pada desakan meloloskan sebuah Peraturan Daerah.
"Tapi makin lama, modus ini makin konvensional. Tapi dari sisi triknya makin maju," jelas Johan.
Modus baru lainnya, pengiriman uang suap dilakukan dengan manual dan cara yang tak terduga. Dalam satu kasus, cerita Johan, penyuap tidak langsung memberikan uang ke seseorang.
"Ada yang korupsi uangnya diletakkan di mobil Dan mobilnya ditaruh di terminal sampai pagi. Besok paginya, mobilnya di ambil oleh orang lain," cerita Johan.
Johan menjelaskan ke depan KPK akan memperkuat kerjasama pemberantasan korupsi dengan berbagai pihak. Semisal Dirjen Pajak, Bea Cukai dan PPATK.
Tahun lalu di sektor korupsi sektor batubara, KPK mengembalikan uang negara dari hasil korupsi, sebesar Rp10 triliun. "Ini dari batubara saja. Ini kan cukup signifikan," jelas dia.
Tahun ini, KPK tengah melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor mineral dan batubara (Minerba) melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) di 19 provinsi. Di antaranya di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berita Terkait
-
KPK: Jelang Pilkada Banyak Izin Pertambangan Diterbitkan
-
KPK Kembali Terbitkan Sprindik untuk Mantan Wali Kota Makassar
-
Ini Kisah Gubernur Bengkulu Soal 'Uang Haram' Maju ke Pilkada
-
Usut Kasus KTP Elektronik, KPK Periksa Manajer PT. HP Indonesia
-
Kejagung Periksa Dahlan Iskan Soal Dugaan Korupsi Mobil Listrik
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
Terkini
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci