Suara.com - Berkaca dari kasus kematian tragis Angeline, psikolog Baby Jim Aditya menyebut bahwa peran masyarakat sekitar penting dalam mengungkap kasus kekerasan kepada anak. Ia mengatakan masyarakat di sekitar rumah Angeline seharusnya lebih pro aktif untuk mencegah kejadian tak menyenangkan yang dialami bocah malang ini.
"Pengawasan sosial dari masyarakat sekitar ini penting, bukan berarti ini masalah domestik yang tidak bisa diintervensi. Masyarakat harus sensitif, kalau anak udah kedengeran nangis berarti udah puncak penderitaan. Masa tetangga nggak melihat kejanggalan-kejanggalan itu," kata Baby kepada suara.com, Kamis (11/6/2015).
Berdasarkan kesaksian Agus (25), tersangka yang ditetapkan dalam kasus ini dan tak lain adalah pembantu rumah Angeline, Angeline kerap dimarahi, bahkan dipukuli oleh sang ibu, Margaret. Bahkan, Angeline kerap berpenampilan lusuh dan harus menuju sekolah dengan berjalan kaki.
Menurut Baby, tanda-tanda tak wajar seperti dialami Angeline seharusnya menjadi sinyal bagi masyarakat sekitar, termasuk guru untuk mengambil tindakan. Salah satunya dengan melaporkan kepada Ketua rukun tetangga atau pihak berwajib.
"Misalnya ada anak yang matanya sembab, penampilan lusuh, dan selalu murung, orang sekitar harus curiga ada yang salah dengan keluarga itu. Minimal laporin ke Pak RT lah, agar monster-monster itu merasa diawasi oleh masyarakat," imbuhnya.
Baby tak menampik bahwa ia sering menemukan orang tua yang kerap berperilaku kasar kepada anak. Hal ini tentu dapat berpengaruh pada kesehatan mental mereka.
"Misalnya orang tua kasar sama anak. Maksudnya nggak sampai membunuh, tapi bukan berarti dia tidak membunuh secara fisik terus anak akan baik-baik saja. Mental anak akan rusak dia menganggap dirinya nggak berharga," katanya.
Selasa, 9 Juni 2015 lalu, Guru SD Negeri 12, Sanur, Bali, yang tak lain adalah guru Angeline, sedang menggelar sembahyang di Pura Penyimpangan Batu Bolong, tepat di depan rumah orangtua angkat Angeline.
Mulanya persembahyangan ditujukan untuk memohon petunjuk keberadaan Angeline yang dilaporkan hilang sejak 16 Mei 2015. Tapi salah seorang guru mengaku mendengar suara Angeline yang memanggil dari dalam rumah. Sontak hal ini memicu para guru untuk melaporkan temuannya kepada polisi.
Hingga akhirnya, Rabu 10 Juni 2015, Kepolisian Resor Kota Denpasar menemukan jasad Angeline yang terkubur di halaman belakang rumah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian