Suara.com - Gelombang panas yang melanda Pakistan bagian selatan telah menelan lebih dari 400 orang di Kota Karachi dalam tiga hari terakhir, demikian disampaikan pejabat kesehatan setempat, hari Selasa (23/6/2015). Saat ini, personel satuan paramiliter telah mendirikan kamp-kamp perawatan medis darurat di jalanan kota.
Suhu udara tercatat meningkat hingga titik tertinggi 44 derajat Celsius dalam beberapa hari terakhir, jauh di suhu normal musim panas yang hanya 37 derajat Celsius. Namun, badan meteorologi setempat mengatakan dalam waktu dekat hujan akan segera turun.
"Kami menunggu angin dari laut malam ini. Suhu udara akan menurun seiring dengan datangnya hujan di pesisir Sindh yang dapat menimbulkan hujan di Karachi," kata direktur jenderal Departemen Meteorologi Ghulam Rasool.
Sebuah rumah pemakaman yang dikelola Yayasan Edhi mengaku telah menerima lebih dari 400 jenazah. Mereka meninggal dunia akibat komplikasi yang disebabkan udara panas.
"Rumah pemakaman kami hampir penuh. Kami menyarankan orang-orang untuk tidak menunda pemakaman dan mencoba memakamkan orang-orang yang meninggal sesegera mungkin karena udara sepanas ini," kata pengelola rumah pemakaman Anwar Kazmi.
Salah satu rumah sakit umum terbesar di Karachi mengatakan, lebih dari 200 pasien meninggal dunia karena mengalami dehidrasi atau kepanasan.
"Beberapa dibawa ke sini dalam keadaan sudah meninggal sementara lainnya meninggal dunia dalam perawatan," kata direktur Rumah Sakit Jinnah Postgraduate Medical Centre, Dr Seemin Jamali.
"Kami masih terus menerima gelombang masuk pasien," lanjutnya.
Personel paramiliter mendirikan sejumlah kamp perawatan medis di sejumlah sudut kota. Di kamp-kamp tersebut mereka menyediakan air dan garam anti-dehidrasi.
Kondisi itu diperparah dengan pemadaman listrik yang masih terjadi memasuki bulan puasa Ramadan.
Padahal, pemerintah federal dan K-Electric, perusahaan swasta pemasok listrik ke Karachi sudah berjanji tidak akan melakukan pemadaman di waktu berbuka puasa.
Namun, nyatanya pemadaman tetap terjadi dan warga pun menderita. Selain aliran air terhenti, warga juga tidak bisa menghidupkan pendingin ruangan (AC), kipas angin, dan lampu. Padahal, suhu sedang tinggi dan mereka sedang menunaikan ibadah puasa. (Reuters)
Berita Terkait
-
Spanyol Membara: Gelombang Panas Terparah dalam Sejarah, Ribuan Nyawa Melayang
-
Eropa Dilanda Banjir, Gelombang Panas, dan Kebakaran: Apa yang Terjadi di Bulan Juli?
-
Gelombang Panas Melanda Eropa, Bisakah Tenaga Surya Jadi Penyelamat?
-
Gelombang Panas di Arktik Pecahkan Rekor, Naik 3 Derajat Celsius Akibat Perubahan Iklim
-
Perubahan Iklim Perparah Gelombang Panas, Separuh Penduduk Dunia Kena Dampaknya
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?
-
Beri Kontribusi Besar, DPRD DKI Usul Tempat Pengolahan Sampah Mandiri di Kawasan Ini