Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menerima keluhan petani cabai di sentra produksi Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Jawa Barat terkait premanisme, yakni dihalangi saat ingin menjual cabai secara langsung ke pasar.
"Kalau tadi diberitahu baru-baru ini ada upaya-upaya para preman supaya mereka (petani) tidak boleh masuk ke pasar untuk menjaga supaya pasar itu naik harganya," katanya di sela-sela kunjungan kerja dan penjualan perdana perdagangan antarpulau sentra cabai, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.
Ia mengatakan premanisme yang diadukan petani tersebut diduga untuk mempengaruhi harga cabai di pasaran agar suplai berkurang dan harga cabai naik.
"Ya bisa saja pengusaha menggunakan dengan premanisme atau apa, bisa saja demikian, maka saya akan laporkan ini untuk pengamanan," ujarnya seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan hampir semua akses menuju kawasan pasar berpotensi dengan adanya orang-orang yang menghalangi petani mendistribusikan langsung hasil pertaniannya di pasar.
"Hampir di semua mau masuk pasar, jadi itu ada semacam premanisme yang harus diberantas di situ ya," katanya.
Ia mengatakan dari laporan petani setempat, ia mengatakan kenaikan harga bukan hanya dipicu oleh rantai distribusi yang panjang namun juga ada pihak-pihak tertentu yang ingin membuat harga tidak stabil.
"Itu tata niaga yang panjang satu, yang kedua ketika barang dikirim ke pasar mereka (petani) tidak boleh masuk ke pasar, mereka disuruh pulang," ujarnya.
Ia mengklaim pasokan bahan pokok seperti cabai saat ini cukup, untuk itu, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana persoalan distribusi dari sentra produksi sampai ke pasar.
"Kalau melihat seperti sekarang ini (produksi cabai di sentra produksi Perbawati), di daerah lain juga ada, saya yakin menurut saya mestinya cukup, mungkin ada lebih. Persoalannya sekarang kalau sudah produksinya cukup berarti masalah suplainya sampai di pasar," katanya.
Oleh karena itu, selain dari segi pengamanan, ia mengatakan agar peran Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menjaga ketersediaan pasokan bahan pokok seperti cabai semakin ditingkatkan.
"Bulog kita harus perankan lebih besar lagi sehingga Bulog yang menyerap, Bulog mempunyai tempat penyimpanan dan Bulog juga mempunyai tempat di pasar-pasar sehingga ini juga memotong rantai distribusi yang panjang," katanya.
Salah satu petani setempat yang bernama Taufik menyampaikan keluhan terkait petani di wilayahnya yang tidak dapat menjual hasil panen ke pasar secara langsung.
"Mereka (petani) tersendat masuk pasar karena dihalangi, mungkin dengan seperti itu suplai dari kebun kurang, harga naik," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah dapat membantu petani untuk menjual hasil panen secara lansung tanpa melalui tengkulak.
Berita Terkait
-
Sepakat dengan Purbaya, Mendag Tegaskan Bayar Pajak Tak Bisa Jadikan Impor Pakaian Bekas Legal
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Menteri Perdagangan di Talk Show JMFW: Kolaborasi Dengan E-commerce Jadi Kunci Perluas Pasar UMKM
-
Udang Beku RI Ditarik AS Karena Diduga Tercemar Radioaktif, Mendag Busan Mengakui
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional