Suara.com - Gubernur Papua Lukas Enembe meminta media massa, khususnya media nasional serta media sosial (facebook, twitter) dan lainnya tidak membesar-besarkan insiden Tolikara.
Sebab selama ini, Papua dibangun dengan semangat toleransi dan kerukunan umat beragama di bawah semboyan Kasih Menembus Perbedaan, kata Gubernur Lukas dalam keterangan pers yang diterima, Senin malam.
Gubernur juga meminta umat Kristen dan Muslim di Kabupaten Tolikara dan di seluruh Papua dan Indonesia untuk menjaga perdamaian dan tidak terprovokasi oleh isu atau berita-berita yang provokatif dan tidak berimbang.
"Kasus Tolikara ini kan bersifat insidental, muncul karena kesalahpahaman baik antaraumat beragama maupun masyarakat dengan pihak keamanan. Tidak perlu dibesar-besarkan lagi seakan-akan kita di Papua ini tidak junjung toleransi," ujarnya.
Dia menegaskan, dari dulu, Papua ini sangat menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Ia mengajak warga agar terus membangun Papua dalam keberagaman dan Kasih Menembus Perbedaan.
Gubernur Lukas mengaku, memang dirinya diundang panitia Seminar dan KKR Pemuda GIDI Internasional untuk tampil membawakan materi tentang peran pemerintah Provinsi Papua dalam membangun Gereja pada tanggal 15 Juli 2015 di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara.
Sehari kemudian, lanjut gubernur, tanggal 16 Juli ia dan keluarganya terbang dari Karubaga menuju kampung halamannya di Mamit, Distrik Kembu, Tolikara untuk berlibur.
"Dalam seminar itu, saya juga meminta para Pemuda GIDI se-Papua dan se-Indonesia, pentingnya membangun sikap toleransi, perdamaian dan keamanan demi mendukung pembangunan. Insiden ini benar-benar di luar bayangan kita," ujarnya.
"Saya melihat itu hanya kesalapahaman kecil dan emosi sesaat kedua belah pihak, tegas Lukas," ujarnya lagi.
Gubernur juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tolikara, pihak keamanan (TNI/Polri) dan para pemimpin/tokoh agama untuk terus membangun komunikasi penuh kasih dan pendekatan persuasif agar kondisi Tolikara yang kini kondusif terus dipelihara dan ditingkatkan.
Sebelumnya, salat Idul Fitri (ID) di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIT diwarnai aksi penyerangan oleh sekelompok massa.
Pada saat berlangsung salat Idul Fitri pada takbiran pertama datang sekelompok massa berteriak-teriak dan melakukan penyerangan dengan melempar batu ke arah rumah ibadah dan selanjutnya membakar beberapa kios yang ada di sekitar tempat tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?
-
Muncul SE Kudeta Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Wasekjen: Itu Cacat Hukum!
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat