Suara.com - Kapolda Papua Brigadir Paulus Waterpauw menyatakan mempertimbangkan penyelesaian kasus Tolikara secara adat sebagaimana masukan dari tokoh muslim Kabupaten Tolikara Ali Muchtar.
"Nanti kita pertimbangkan," kata Paulus usai dilantik di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Menurutnya yang prioritas saat ini ialah polisi berkomunikasi dengan berbagai elemen sekaligus menyampaikan perkembangan penyelesaian kasus. Setelah komunikasi, penyidik baru bisa menentukan langkah hukum selanjutnya.
Namun, pada prinsipnya, kata Paulus, proses hukum harus tetap diutamakan, apalagi sudah ada tersangka dalam kasus Tolikara.
"Prinsipnya kami aparat penegakan hukum hanya melakukan proses. Yang mereka mempertanggubgjawabkan perbuatannya adalah sesuai dgn aturan itu hukum sendiri," katanya.
Paulus mengaku sudah mempunyai strategi agar kasus di Tolikara tak terulang lagi. Strateginya, katanya, sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
"Pertama kita akan kunjungi Tolikara bertemu tokoh baik agama, adat, pemerintah untuk kita samakan persepsi dengan perkembangan terakhir dinamika rangkaian kejadian sampai dengan penanganan seperti apa. Apa perlu rekonsiliasi atau penegakan hukum asli," ujarnya.
Strategi lainnya menyiapkan satuan khusus untuk penanganan kasus.
"Kita menyiapkan satuan-satuan khusus. Kita akan coba lakukan upaya penegakan hukum. Kita tetap monitor. Termasuk memberikan upaya-upaya agar mengeliminir jangan sampai ada pergerakan yang tidak dikendalikan oleh aparat. Yang selama ini kan dari satgas TNI-Polri sudah cukup sinergi untuk membangun komunikasi dalam rangka menangani masalah yang ada di sana," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama