Suara.com - Mantan Ketua Aceh Monitoring Mission, Pieter Feith, tidak banyak berkomentar ketika ditanya persoalan senjata ilegal yang masih beredar di Aceh.
Menurutnya, AMM sebagai lembaga monitoring perdamian Aceh, telah melakukan upaya yang maksimal saat menjalankan tugas demobilisasi GAM dan penghancuran senjata dan amunisinya.
Sebab itu, kata dia, jika saat ini masih ada senjata ilegal, maka hal tersebut murni kriminal dan menjadi tugas polisi.
"Sekarang itu adalah tugas polisi," kata Pieter Feith pada acara konferensi pers, 10 tahun perdamaian Aceh di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Rabu (12/8/2015).
AMM adalah tim yang dibentuk berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dan GAM yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, tanggal 15 Agustus 2005. AMM mulai bertugas di Aceh 15 September 2005.
Lembaga ini berfungsi untuk memonitor demobilisasi GAM dan penghancuran sejata dan amunisinya. Kemudian AMM juga berfungsi untuk menengahi komplain-komplain dan pelanggaran-pelanggaran terhadap MoU dan membentuk kerjasama yang baik dengan keduabelah pihak.
"Jalur-jalur lama memang masih ada. Dan itu bukan berarti kita tidak sukses pada masa AMM. Tapi mungkin ada tambahan (senjata) yang datang belakangan setelah tugas kita selesai. Mungkin ada sisa di tangan beberapa orang dan masuk melalui jalur itu," kata fasilitator perdamaian Aceh, Juha Chirstensen, menambahkan pendapat Pieter.
Sebab itu, jika peredarannya masih ada saat ini, kata Juha, hal tersebut menjadi tanggungjawab kepolisian dan TNI.
"Hukum di negara Indonesia jelas sekali, tidak membolehkan orang sipil bersenjata. Jadi kalau masih ada senjata ilegal itu kriminal. Siapapun yang punya senjata ilegal itu kriminal. Dan menjadi tugas polisi menyelesaikannya," kata Juha. [Alfiansyah Ocxie]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta