Suara.com - Tindakan perempuan pembunuha ini tak terbayangkan sadisnya dan hobi menjadi pembunuh berantai serta menikmati penyiksaan. Berikut 10 perempuan sadis sebagai pembunuh berantai sepanjang sejarah manusia.
1.Irma Ida Ilse Grese
Irma Ida Ilse Grese dijuluki sebagai the Beast dari Belsen", "The Beautiful Beast", dan "Die Hyäne von Auschwitz”. Perempuan yang lahir pada 7 Oktober 1923 di Mecklenburg Strelitz, Jerman ini ditugaskan di amp konsentrasi Nazi Ravensbrück dan Auschwitz, dan merupakan sipir bagian perempuan Bergen-Belsen.
Dia dihukum karena kejahatan terhadap kemanusiaan di Belsen Trial dan dijatuhi hukuman mati. Irma mencintai kegiatan menyiksa dan mengenakan sepatu bot yang berat sebagai kebiasaan. Dia juga membawa pistol untuk memfasilitasi berbagai keperluan nya. Dieksekusi di umur 22 tahun pada 13 Desember 1945.
2. Myra Hindley
Lahir pada tahun 1942, Myra Hindley adalah pelaku pembunuhan berantai dari Inggris. Bersama pasangannya, Ian Brady, dia melakukan perkosaan dan pembunuhan terhadap lima bocah. Dia juga bertanggung jawab atas penculikan, pelecehan seksual, penyiksaan dan pembunuhan tiga anak di bawah usia dua belas dan dua remaja, berusia 16 dan 17.
Aksi gilanya ini dilaporkan oleh saudara iparnya. Dia mengaku bersalah hanya atas tiga pembunuhan dan dipenjara seumur hidup. Myra mati dipenjara pada 2002 lalu.
3. Isabella dari Castile
Isabella adalah dijuluki sebagai Ratu Kastilia yang lahir pada tahun 1451 dan meninggal pada 1504. Dia dan suaminya, Ferdinand II dari Aragon, menjadi dasar bagi penyatuan Spanyol. Isabella dan Ferdinand dikenal karena melakukan Reconquista, ‘mengasingkan’ para Muslim dan Yahudi.
Dia juga yang menyetujui membiayai Christopher Columbus pada 1492 berkeliling dunia hingga menemukan Benua Amerika.
4. Beverly Allitt
Beverley Gail Allitt dijulukis sebagai malaikat maut pembunuh berantai Inggris dan salah satu dari 10 perempuan paling jahat. Dia dihukum karena membunuh empat anak, mencoba untuk membunuh tiga anak lainnya.
Kejahatan dilakukan selama 59 hari, antara Februari dan April 1991 di bangsal anak-anak di Grantham dan Rumah Sakit Kesteven, Lincolnshire, di mana Allitt dipekerjakan sebagai perawat. Dia menyuntikan insulin dengan dosis berlebih kepada para korban.
Pada Mei 1993 dia divonis hukuman seumur hidup atas 13 kejahatan. Dia ditahan di Rampton Rumah Sakit Aman di Nottinghamshire.
5. Ratu Mary I dari Inggris
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
Terkini
-
Kenapa Tak Tetapkan Bencana Nasional untuk Banjir Sumatra? Pemerintah Ungkap Alasannya
-
Gus Yahya Pantang Mundur, Sebut Upaya Pelengseran dari PBNU Batal Demi Hukum
-
Buntut Panjang Kasus Bobby Nasution, Dewas KPK Periksa Penyidik Rossa Purbo Besok
-
KPK Undang Presiden Prabowo Hadiri Hakordia 2025, Tapi Jokowi Tak Masuk Daftar
-
Menteri PMK Bantah Penjarahan Beras di Sibolga: Bantuan untuk Warga Banjir, Bukan Kerusuhan
-
Benteng Terakhir yang Terkoyak: Konflik Manusia dan Negara di Jantung Tesso Nilo
-
Muncul Desakan Reshuffle Kabinet Imbas Banjir Sumatra, Begini Respons Menteri LHK Hanif Faisol
-
Ancaman Serius KLHK, Pemda Perusak Lingkungan Bakal 'Dihukum' Sanksi Berlapis
-
Banjir Sumatra Jadi Petaka, KLHK 'Obrak-abrik' Izin, Bakal Panggil Perusahaan Pekan Depan
-
Media Sustainability Forum 2025: Perkuat Daya Hidup Media Demi Topang Demokrasi