Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Perkataan Wakil Ketua DPR dari Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah yang menganggap banyak anggota DPR bloon atau bodoh berbuntut panjang. Sejumlah orang yang tersinggung dengan ucapan Fahri.
Salah satu anggota DPR yang tersinggung adalah anggota Komisi VII dari Fraksi Hanura Inas Nasrullah Zubir. Ia berencana melaporkan Fahri ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Iya saya rencana mau melaporkan karena dari bahasanya cukup jelas. Dia melecehkan institusinya sendiri. Saya tidak terima sebagai anggota dilecehkan," kata Inas, Jumat (21/8/2015).
Gara-gara ucapan Fahri, Inas mengaku menerima keluhan dari konsituen karena wakilnya di Parlemen diejek sebagai orang bloon.
"Saya kurang tahu kalau yang lain. Yang jelas saya Senin besok akan melaporkan," katanya.
Pernyataan Fahri yang membuat kuping merah tersebut keluar saat diwawancara di televisi beberapa waktu lalu. Fahri mengatakan dalam tradisi demokrasi, otak anggota dewan harus diperkuat. Pasalnya, kata dia, anggota dewan dipilih rakyat bukan karena kecerdasannya, melainkan karena rakyat suka.
"Makanya kadang-kadang banyak orang datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu. Akan tetapi, dalam demokrasi, kita menghargai pilihan rakyat. Karena itu, kita memberikan kekuatan kepada otak dari orang-orang yang datang ke gedung ini dengan memberikan mereka staf, dengan memberikan sistem pendukung, pusat kajian, ilmuan, peneliti, dan lain-lain. Itulah cara kerja lembaga demokrasi. Ini tentunya memerlukan fasilitas," kata Fahri.
Salah satu anggota DPR yang tersinggung adalah anggota Komisi VII dari Fraksi Hanura Inas Nasrullah Zubir. Ia berencana melaporkan Fahri ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Iya saya rencana mau melaporkan karena dari bahasanya cukup jelas. Dia melecehkan institusinya sendiri. Saya tidak terima sebagai anggota dilecehkan," kata Inas, Jumat (21/8/2015).
Gara-gara ucapan Fahri, Inas mengaku menerima keluhan dari konsituen karena wakilnya di Parlemen diejek sebagai orang bloon.
"Saya kurang tahu kalau yang lain. Yang jelas saya Senin besok akan melaporkan," katanya.
Pernyataan Fahri yang membuat kuping merah tersebut keluar saat diwawancara di televisi beberapa waktu lalu. Fahri mengatakan dalam tradisi demokrasi, otak anggota dewan harus diperkuat. Pasalnya, kata dia, anggota dewan dipilih rakyat bukan karena kecerdasannya, melainkan karena rakyat suka.
"Makanya kadang-kadang banyak orang datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu. Akan tetapi, dalam demokrasi, kita menghargai pilihan rakyat. Karena itu, kita memberikan kekuatan kepada otak dari orang-orang yang datang ke gedung ini dengan memberikan mereka staf, dengan memberikan sistem pendukung, pusat kajian, ilmuan, peneliti, dan lain-lain. Itulah cara kerja lembaga demokrasi. Ini tentunya memerlukan fasilitas," kata Fahri.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat