Suara.com - Presiden Francois Hollande pada Senin (24/8/2015), menganugerahkan medali tertinggi Prancis yakni "Legion d'honneur", kepada empat warga negara asing. Mereka adalah tiga warga Amerika Serikat (AS) dan satu orang Inggris, yang berperan melumpuhkan seorang terduga teroris bersenjata api dalam sebuah kereta di Prancis, beberapa hari lalu.
Penghargaan itu sendiri diserahkan selang sehari setelah fakta baru kejadian itu muncul ke media massa. Terungkap bahwa Spencer Stone (23), salah seorang warga AS yang melumpuhkan tersangka bersenjata itu, tampaknya juga telah menyelamatkan nyawa seorang penumpang lainnya.
"Berhadapan dengan kejahatan bernama terorisme, ada sebuah kebaikan yang dikenal sebagai kemanusiaan. Anda (semua) adalah inkarnasi dari hal itu (kemanusiaan)," ungkap Hollande kepada empat orang tersebut saat penyerahan medali, seperti dikutip Reuters.
Stone sendiri diketahui adalah seorang personel Angkatan Udara (AU) AS yang pada Jumat (21/8) itu melakukan perjalanan bersama dua rekannya, Anthony Sadler (23) yang berstatus mahasiswa dan Alek Skarlatos (22) yang merupakan tentara Garda Nasional AS. Mereka saat itu menumpang kereta dari Amsterdam menuju Paris.
Kepada wartawan dalam jumpa pers, Minggu (23/8), Stone yang hingga saat ini masih cedera, sempat menceritakan bagaimana dia berusaha menghentikan pendarahan seorang penumpang. Itu dilakukannya meski dirinya sendiri saat itu juga sudah terluka akibat serangan sang tersangka teroris.
"Saya datang dan melihat dia (penumpang yang terluka) mengucurkan darah di bagian kiri atau kanan lehernya," ungkap Stone yang juga mengalami luka di lengan kiri dan bagian atas mata kanannya.
"Saya awalnya ingin menggunakan bajuku (untuk menutupi luka orang itu), tapi saya pikir itu mungkin tak akan berhasil. Jadi saya tempelkan saja dua jariku ke lubang lukanya, lalu menemukan apa yang saya yakini sebagai pembuluh darahnya, menekannya, dan pendarahannya pun berhenti," jelasnya, yang mengaku melakukan itu sampai petugas medis datang.
Menurut Dubes AS untuk Prancis, Jane Hartley, lelaki yang ditolong Stone dan tidak disebutkan identitasnya itu sendiri saat ini masih dirawat secara intensif di rumah sakit setempat. Kondisinya sejauh ini disebutkan cukup baik.
Selain ketiga warga AS tersebut, sosok lain yang juga menerima medali dari Hollande adalah Chris Norman, seorang konsultan berusia 62 tahun asal Inggris namun menetap di Prancis. Sementara menurut Stone pula, sebenarnya ada satu lelaki lainnya yang tampaknya orang Prancis, yang turut berperan bahkan mengambil inisiatif duluan dalam menghentikan terduga teroris itu.
Stone dalam kesempatan itu juga berterima kasih pada tim dokter yang menyambungkan kembali jempolnya yang terluka parah oleh sang terduga teroris. Untuk diketahui, tersangka tersebut dilaporkan bersenjatakan sebuah senapan serbu AK-47, sebuah pistol, serta sebuah pisau lipat (box cutter).
Disebutkan, ketiga pemuda AS itu tengah menikmati jalan-jalan di kawasan Eropa, dengan salah satu agendanya adalah perayaan kembalinya Skarlatos dari tugas di Afghanistan. Ketiganya mengakui bahwa mereka tak punya pilihan lain selain bertindak, begitu sang tersangka mulai menyiapkan senapan serbunya. Stone yang berhasil mencekik sang tersangka, saat itu dibantu Skarlatos yang menghantam kepala lelaki itu dengan gagang senjata.
Bekal pengetahuan militer Stone dan Skarlatos jelas berperan banyak dalam tindakan mereka, tidak saja saat melumpuhkan tersangka, namun juga ketika kemudian sempat menyisir kereta demi mengantisipasi adanya tersangka lain. Namun mereka juga mengungkapkan faktor lain, yakni bahwa sang tersangka tampaknya tak terlalu berpengalaman dalam hal senjata sehingga relatif mudah dilumpuhkan.
Sementara itu, Skarlatos pun membantah klaim pengacara tersangka yang menyebutkan bahwa kliennya bukanlah teroris melainkan hanya seseorang yang kelaparan dan berniat merampok kereta itu. Seperti diketahui, pernyataan tersebut disampaikan pengacara tersangka asal Maroko yang bernama Ayoub el Khazzani (26) itu pada Minggu (23/8).
"Tidak butuh delapan magazin (bagi seseorang) untuk (sekadar) merampok sebuah kereta," ungkap Skarlatos menyampaikan analisanya. "Orang itu punya banyak sekali amunisi. Niatnya tampaknya cukup jelas (berdasarkan hal itu)," tegas Skarlatos. [Reuters]
Berita Terkait
-
Salut! Joko Anwar Dapat Gelar Kehormatan dari Pemerintah Prancis
-
8 Seniman Film Terima Gelar dari Kemenbud Prancis, Termasuk Joko Anwar
-
Penghargaan Prancis untuk Garin Nugroho: Bukan Sekadar Gelar, Tapi Pilar Masa Depan
-
Hasil Drawing Piala Dunia 2026, Prancis di Grup Neraka, Argentina Bertemu Lawan Enteng
-
Jadwal Liga Prancis Pekan ke-15, Calvin Verdonk dan Lille Dihadang Marseille
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka