Suara.com - Peluang kejahatan selalu muncul di tengah keramaian ataupun musibah. Termasuk saat terjadi musibah crane roboh di Masjidil Haram Mekkah. Selalu ada saja yang memanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi.
Untuk mengantisipasi modus kejatan berkedok korban crane Mekkah, Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur meminta masyarakat untuk berhati-hati bila ada telepon yang mengatasnamakan petugas atau polisi untuk memberitahu keluarga korban.
"Jangan mudah percaya bila ada telepon atas nama polisi atau petugas yang memberitahu adanya korban 'crane' atau kecelakaan di Tanah Suci yang ujung-ujungnya minta transfer uang," kata Kahumas Kanwil Kemenag Jatim Mahsun Zain di Surabaya, Senin (14/9/2015)
Ia menjelaskan modus penipuan seperti itu sudah memakan korban dari keluarga Fathurrohman (petugas TPHD Magelang) yang keluarganya dimintai transfer sejumlah uang biaya pengobatan akibat kecelakaan crane di Mekkah.
"Karena panik, keluarga langsung melakukan transfer ke rekening milik penipu yang mengaku dari petugas berwajib. Astaghfirullah, orang zaman sekarang yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan musibah seseorang," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap masyarakat untuk tidak mudah menerima informasi yang mengatasnamakan petugas atau polisi, namun langsung mengonfirmasikan kepada petugas haji di Kemenag setempat yang akan melakukan cek silang ke Tanah Suci untuk kebenarannya.
Hingga Senin (14/9) dini hari tercatat calon haji Indonesia yang meninggal dunia akibat musibah crane jatuh di Masjidil Haram, Mekkah bertambah tiga orang, menjadi 10 orang. Ketiganya merupakan nama baru yang tidak masuk daftar korban luka sebelumnya.
Kepala Daerah Kerja (Daker) PPIH Mekkah, Arsyad Hidayat, menyebut tiga nama baru adalah Sriyana Marjosihono asal Kloter SOC 27, Masadi Saiman Tarimin asal Kloter SUB 38, dan Siti Rukayah Abdu Samad asal Kloter SUB 39).
"Tiga nama baru tersebut sebelumnya telah dilaporkan hilang, karena tidak kembali ke pemondokan setelah musibah crane tersebut, karena kami bersama tim perlindungan jamaah menelusuri ke rumah sakit Arab Saudi dan akhirnya menemukan kematian tiga orang itu sesuai identifikasi di pemulasaran jenazah di Al Muaisim," katanya.
Sementara tujuh nama lainnya adalah Iti Rasmi Darmini asal Kloter JKS 23, Masnauli Sijualdi Hasibuan asal Kloter MES 9, Painem Dalio Badullah asal Kloter MES 8, Saparini Baharuddin Abdullah asal Kloter MES 8, Nurhayati Rasad Usman asal Kloter PDG 4, Ferry Mauluddin Arifin asal Kloter JKS 12, dan Adang Joppy Lili asal Kloter JKS 16.
"Saat ini sekitar 23 anggota jamaah Indonesia masih dalam perawatan di rumah-rumah sakit Arab Saudi, dan sebanyak 18 jamaah korban luka telah kembali ke pemondokan masing-masing," katanya.
Musibah derek (crane) jatuh berawal dari hujan deras disertai angin kencang pada Jumat (11/9) sore yang menimpa jamaah yang ada di sekitar Masjidil Haram, Mekkah itu.
Dari jumlah korban yang ada tercatat jamaah asal Embarkasi Surabaya yakni dua korban tewas dan lima korban luka. Dua korban luka adalah Masadi Saiman Tarimin (Kloter SUB 38) dan Siti Rukayah Abdu Samad (Kloter SUB 39).
Untuk lima korban luka yakni Hasan Mansur Ahmad (Kloter SUB 10 dari Dusun Krajan, Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, Jember); dan Murodi Yahya Kasani (Kloter SUB 1 dari Klagen Barat, Magetan). Khusus korban luka asal Jember diduga mengalami asma bukan karena musibah derek itu.
Nama korban luka selanjutnya adalah Nuruddin Baasith Sujiyono (Kloter 21 dari Dukuh Jelidro, Kelurahan Sambikerep, Kota Surabaya); Sainten Said Tarub (Kloter 15 dari Segodorejo, Jombang); dan Isnainy Fadjarijah Abdul Djumali (Kloter 21 dari Jl Pangeranan Asri, Desa Parenganan, Bangkalan). (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!
-
Respons Pimpinan DPR Usai MK Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Apa Katanya?
-
Roy Suryo Cs Diperiksa Maraton: Dicecar Ratusan Pertanyaan Soal Fitnah Ijazah Jokowi!
-
Bivitri Susanti: Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan Bisa Digugat ke PTUN dan MK
-
Ini Alasan Polisi Tak Tahan Roy Suryo Cs Usai Diperiksa Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi
-
Tidak Ada Kriteria Amnesti Bagi Koruptor, Menko Yusril Jelaskan Kewenangan Presiden
-
Putusan MK Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Yusril: Jadi Masukan Reformasi Polri
-
Prabowo Sudah Dengar Gerindra di Sejumlah Daerah Tolak Budi Arie Gabung, Suara Bakal Dipertimbangkan