Suara.com - Perdana Menteri Australia baru, Malcolm Turnbull mulai menyusun kabinetnya. Uniknya, dalam kabinet Turnbull, dia menunjuk perempuan sebagai menteri pertahanan.
Senator Marise Payne lah yang ditunjuk, dia juga sekaligus menteri pertahanan perempuan pertama di Australia. Dia menggantikan menteri sebelumnya, Kevin Andrews. Payne akan mengawasi keterlibatan militer secara terbuka. Sebab pertahanan adalah bagian yang penting di Australia.
Turnbull yang pekan lalu berhasil menggulingkan Tony Abbott sebagai pemimpin Partai Liberal, menambah kuota perempuan di kabinetnya menjadi 2 kali lipat. Saat ini ada 5 menteri perempuan di kabinet Turnbull. Mereka akan dilantik hari ini.
Sementara, sentimen positif datang dari komunitas pertahanan Australia. Payne dinilai akan membawa Australia dalam stabilitas keamanan yang bagus.
Malcolm Turnbull disumpah menjadi Perdana Menteri Australia ke-29, pada hari Selasa (15/9/2015), setelah sehari sebelumnya menggulingkan Tony Abbot dari puncak pimpinan partai berkuasa Australia, Partai Liberal. Menteri Komunikasi dalam kabinet Abbott itu merupakan mantan bankir yang mendukung persamaan dalam pernikahan dan kebijakan terkait perubahan iklim.
Turnbull diambil sumpahnya di Canberra oleh perwakilan Ratu Inggris, Gubernur Jenderal Sir Peter Cosgrove, yang bertindak sebagai kepala negara Australia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi Australia, Malcolm Turnbull, terpilih menggantikan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang dimakzulkan sebagai pemimpin Partai Liberal lewat sebuah voting di internal partai. Abbott yang memimpin Partai Liberal sejak tahun 2009 dan menjadi Perdana Menteri sejak tahun 2013, dinilai gagal mengembangkan perekonomian Australia. Abbott kalah karena hanya meraih 44 suara, lebih sedikit dari Turnbull yang meraup 55 suara dalam voting.
Turnbull, yang pernah digulingkan Abbott dari tampuk kepemimpinan Partai Liberal pada tahun 2009, sejatinya lebih diunggulkan untuk menjadi perdana menteri. Namun, kebijakannya untuk mendukung skema perdagangan karbon, pernikahan sesama jeni, dan pembentukan republik Australia, membuatnya kurang populer di Partai Liberal. (Reuters/ABC)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory