Suara.com - Indonesia akan menghadapi bonus demografi di tahun 2020. Dalam 5 tahun ke depan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh Indonesia.
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Agus Santoso menelisik permasalahan jelang bonus demografi itu. Menurutnya bonus demografi harus disikapi sangat serius oleh seluruh komponen masyarakat.
Pendidikan rendah rata-rata anak Indonesia membuat Indonesia sulit bersaing dalam era masyarakat ekonomi ASEAN.
"Kedudukan apa yang akan diperoleh oleh mereka yang kebanyakan berpendidikan kelas 2 SMP pada lapangan kerja yang sangat kompetitif ini?" tanya Agus dalam acara 'Inspiring Teacher' yang digelar PSAK-SA (Pusat Studi Aksi Kependudukan-SA) dan SMA Yasporbi di Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Agus yang juga Dewan Pakar di PSAK-SA mengatakan korupsi menjadi 'penghalang' perjalanan menuju bonus demografi itu. Yang perlu disoroti di antaranya korupsi dana pendidikan.
"Korupsi dana pendidikan cukup tinggi, misalnya dana BOS, pembangunan Laboratorium, pengadaan buku, pembangunan fasiliras sekolah. Untuk mengawal bonus demografi yang berkualitas, maka pencegahan dan pemberantasan korupsi di sektor pendidikan harus menjadi prioritas utama kita," jelas dia.
Lainnya, upaya pencegahan perlu dilakukan pada pengadaan barang-barang kesehatan. Begitu juga pembangunan rumah sakit.
"Hanya karena anak-anak tidak lengkap mendapat vaksinasi sehingga rentan terkena pentakit atau cepat menurun kesehatannya sebelum usia pensiun, selain tentunya berpengaruh pula terhadap rata-rata harapan hidup," kata dia.
Bonus demografi merupakan keadaan di mana jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada usia tua ataupun yang baru lahir. Saat itu jumlah penduduk usia produktif mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk.
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus 2010 adalah 237,64 juta jiwa. Dari jumlah itu, 157,05 juta jiwa berada di usia produktif yaitu 15-64 tahun. Dalam keadaan itu usia tenaga kerja melimpah. Bayangkan jika semua orang ini menjadi tenaga kerja andal, wah negeri ini akan cepat melejit. Contoh negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi ialah Cina dan Korsel.
Agus mengatakan negara harus ambil bagian dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi di sektor pendidikan dan kesehatan. Sehingga anak-anak yang akan menjadi bagian dari keadaan bonus demografi bisa mendapat pendidikan layak dan bersaing di era MEA 5 tahun mendatang. Meski MEA akan dimulai tahun depan.
"Hanya dengan membangun generasi muda yang terdidik dan sehat maka bonus demografi di dua dekade ini mampu bersaing di pasar kerja MEA dan internasional. Sehingga tenaga kerja Indonesia bisa menjadi tuan di negerinya sendiri," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Bobby Nasution Dukung Siswa Sumut Wakili Indonesia di Olimpiade Sains Internasional di Rusia
-
Polres Jakut Geledah Ruko Ompreng MBG! Dalami Dugaan Impor China dan Pemalsuan Label SNI
-
Sambut Program TKA Kemendikdasmen, Begini Kesiapan Pemerintah Daerah
-
Terapkan Rekayasa Lalin di Konser BLACKPINK, Polisi Minta Pengunjung Naik Angkot Cegah Kemacetan!
-
Jelang Konser BLACKPINK: GBK Disisir Tim Jibom, 1.500 Personel Dikerahkan Amankan Konser Spektakuler
-
Proyek Whoosh Diacak-acak, Pakar Ungkap Hubungan Prabowo-Jokowi: Sudah Retak tapi Belum Terbelah
-
Di Sela Kesibukan, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Terekam Baca Alquran di Dalam Mobil
-
Soal Whoosh Disebut Investasi Sosial, Anggota Komisi VI DPR: Rugi Ini Siapa Yang Akan Talangi?
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 1 November 2025: Waspada Hujan Lebat di Awal Bulan
-
Pohon Tumbang di Jakarta Makan Korban Jiwa, Begini Ultimatum DPRD ke Distamhut DKI