Suara.com - Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang rawan bencana di antaranya adalah gempa, demikian yang dikemukakan oleh Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta Bambang Subagyo.
"Gempa ada yang terpusat di laut dan di darat, tetapi keduanya memiliki ancaman bahaya yang sama," katanya di Sleman, Sabtu (26/9/2015).
Untuk itulah masyarakat di DIY, kata Bambang, harus sadar bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa gempa darat di Yogyakarta, ada beberapa titik.
"Gempa yang terjadi di DIY pada Jumat (25/9/2015) malam itu aktivitas tektonik terpusat di sebelah barat laut Wonosari, Gunung Kidul. Kedalaman delapan kilometer dengan kekuatan 4,6 skala Richter (SR)," imbuh Bambang.
Hal itu, lanjut dia, bukan karena Gunung Kidul banyak sungai-sungai bawah tanah, tetapi memang ada titik-titik potensi aktivitas gempa tektonik.
"Titik aktivitas tektonik tersebut cukup banyak dan kecil-kecil, tetapi yang paling rawan dalam gempa darat itu adalah jalur patahan Sungai Opak-Oya. Kalau patahan Opak-Oya itu sudah jelas," kata Bambang.
Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat untuk selalu siap sewaktu-waktu jika terjadi bencana gempa, sebab selama ini belum ada satu pun negara maupun alat yang bisa mendeteksi lebih awal akan ada gempa.
"Potensi terjadinya gempa, tergantung energi yang terkumpul, ketika titiknya sudah tidak kuat menahannya, baru akan dilepaskan dalam bentuk getaran itu," terang Bambang.
Dengan mengetahui bagaimana menyikapinya, kata dia, bencana gempa bumi sebenarnya tidak berbahaya.
"Saat gempa besar pada 2006, yang terjadi di wilayah selatan DIY. Peristiwa tersebut memang mengakibatkan ribuan korban jiwa, terutama dari Kabupaten Bantul. Namun, saat itu juga ada isu Tsunami, Seharusnya, ada orang yang ditolong karena tertimpa bangunan, tapi malah lari karena ada isu tsunami," katanya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan ketika menghadapi bencana ini adalah tidak panik dan segera mencari tempat yang lapang. "Yang berbahaya itu kan ketika tertimpa bangunan," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel