Suara.com - Seorang lelaki asal Pakistan yang tinggal di Darmstadt, Jerman, mengaku tega membunuh putrinya sendiri yang baru berusia 19 tahun, dengan cara menjerat lehernya selagi tidur.
Motifnya disebutkan karena rasa malu lantaran sang anak berpacaran dengan lelaki yang tak ia setujui, bahkan kemudian diketahui sempat mencuri kondom yang mengindikasikan sang putri telah berhubungan seks dengan pacarnya itu.
Kasus itulah yang kini tengah disidangkan di Pengadilan Negara Bagian Darmstadt, dengan salah satu persidangan digelar pada Jumat (25/9/2015) lalu, dengan tersangka Asadullah Khan (51) dan istrinya Shazia (41). Dalam persidangan itu terungkap, seusai aksi pembunuhan pada Januari lalu tersebut, Khan dan istrinya lantas memakaikan pakaian putri mereka, mendudukkannya di kursi roda, lantas membawanya dengan mobil dari apartemen mereka ke sebuah saluran air yang sepi untuk dibuang di sana.
Dalam persidangan itu pula, Khan yang bercucuran air mata mengakui terpaksa membunuh sang putri lantaran dianggap telah memalukan keluarga dengan mencintai lelaki yang tidak ia setujui. Bagi Khan, Lareeb, putrinya yang bekerja sebagai teknisi dokter gigi itu, harusnya menikah dalam sebuah perjodohan, persis seperti yang dijalaninya bersama sang istri saat di Pakistan lalu.
Sementara itu Shazia sang istri, menjelaskan betapa selama ini dia kerap berada dalam posisi tertekan, sangat terkungkung di bawah kuasa suaminya, serta menyesal tak dapat menyelamatkan putrinya.
Dia juga menjelaskan bahwa di malam pembunuhan itu, Lareeb bertengkar untuk kesekian kalinya dengan ayahnya, termasuk dengan sempat memukul sang ayah. Lantas saat putrinya tidur, Khan pun masuk ke kamar anaknya itu, berlutut di samping ranjang dan menjerat leher putrinya hingga tewas.
"Saya tak bisa menghentikannya (Khan)," ungkap Shazia, melalui pernyataan yang dibacakan pengacaranya. "Saya punya penyakit rematik, dan tidak punya kekuatan untuk melawannya. Saya ingin menjerit, tapi juga tak bisa," sambungnya.
LIHAT JUGA:
Menurut Anda, Cara Lelaki Ini Hukum Anaknya Baik atau Tidak?
"Lareeb sempat tak pulang ke rumah beberapa malam dan berhenti mengenakan kerudung. Satu hari, kami menerima sebuah surat dari kepolisian yang menyebutkan dia (Lareeb) pernah tertangkap coba mencuri kondom," jelasnya lagi.
"Pada titik itu, jelas bahwa telah ada aktivitas seksual (melibatkan putri kami). Saat saya memperlihatkan surat itu kepada suamiku, dia langsung murka," ungkapnya.
Namun justru di persidangan itu pula, adik Lareeb yang berusia 14 tahun, Nida, memberikan kesaksian sedikit berbeda, terutama terhadap keterangan ibunya. Pihak pengadilan sendiri mengetahui bahwa pada malam dibunuhnya Lareeb, Nida dikirim menginap ke rumah saudara mereka oleh orangtuanya.
Menurut Nida, ibu mereka pada dasarnya sama kerasnya dengan sang ayah. Sang ibu bahkan diakuinya kerap memukuli mereka. Saat muncul di persidangan hari itu, Shazia yang sempat mengembangkan tangan berusaha memeluknya, diacuhkan saja oleh Nida.
"Mama saya tidak (dalam keadaan) tertekan. Dia bebas melakukan apa saja kok. Dia (juga) biasa memukulku dengan tongkat kecil," akunya di persidangan.
"Kami tak pernah diperbolehkan bicara tentang pacarnya Lareeb. Ayahku beberapa kali bilang bahwa kakak harus dinikahkan di Pakistan," ungkapnya pula, yang diketahui belakangan harus menjalani terapi psikologis.
Khan yang tak bisa berbahasa Jerman sendiri sempat mengaku di persidangan yang masih akan terus berlanjut, bahwa dia sesungguhnya mencintai putrinya itu. [DailyMail]
BERITA MENARIK LAINNYA:
Perempuan Usia 29 Tahun Ini Sudah Punya Cucu
Kisah Hasmawati Berjuang Lolos dari Tragedi Mina
Terekam CCTV di Lokasi Pencurian Mobil, Ini Kronologis Limbad
NASA Temukan Air Mengalir di Planet Mars
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
KPAI: Mental Gen ZAlpha Kian Rentan, Risiko Balas Dendam Korban Bullying Meningkat
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 10 November 2025: Waspada Hujan & Petir di Sejumlah Kota
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain