Kapolri Jenderal Badrodin Haiti [suara.com/Erick Tanjung]
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti angkat bicara mengenai misteri pembunuhan Putri Nur Fauziah (9). Fauziah merupakan murid kelas dua SD Negeri 05 Kalideres Pagi, Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, yang ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan di Jalan Sahabat RT 6/5, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jumat (2/10/2015) sekitar pukul 22.30 WIB, jenazahnya dimasukkan di dalam kardus.
"Kalau kekerasan anak kan biasanya oleh orang-orang terdekat. Kan polisi juga tidak bisa mengawasi setiap hari sehingga keluarga harus berperan penting," kata Badrodin, Senin (5/10/2015)
Badrodin menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi putra putri di lingkungan rumah. Ia meminta orangtua mengontrol kegiatan mereka.
"Kekerasan itu bukan hanya aparat kepolisian saja, tapi semua pihak harus terlibat terutama dalam proses pencegahan. Orang tua harus mengawasi kegiatan anak sehari-sehari, bagaimana dia bergaul, dengan siapa dia bergaul, harus ada kontrol dari orang tua," katanya
"Saat ini masih ada dua orang yang diperiksa secara intensif. Perlu diingat, mereka ini belum tersangka, dan masih menjadi saksi," kata Krishna.
Krishna menyebut kedua saksi sebagai saksi potensial.
"Dua orang ini saat ditanya tim penyidik alibinya tidak cukup akurat. Dan dari sana pun kami melakukan pemeriksaan terhadap dua orang ini. Karena Mereka ini adalah saksi yang potensial," ujarnya.
Untuk mengungkap kasus tersebut, penyidik Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan kedokteran forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk pemeriksaan DNA kedua saksi.
"Dua orang yang kita periksa saat ini diperlukan karena nantinya kita ingin mencocokkan DNA lain yang menempel di tubuh korban. Jika memang adanya kecocokan, nantinya kami akan tingkatkan lagi kasus ini menjadi tersangka," katanya. (Nur Habibie)
"Kalau kekerasan anak kan biasanya oleh orang-orang terdekat. Kan polisi juga tidak bisa mengawasi setiap hari sehingga keluarga harus berperan penting," kata Badrodin, Senin (5/10/2015)
Badrodin menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi putra putri di lingkungan rumah. Ia meminta orangtua mengontrol kegiatan mereka.
"Kekerasan itu bukan hanya aparat kepolisian saja, tapi semua pihak harus terlibat terutama dalam proses pencegahan. Orang tua harus mengawasi kegiatan anak sehari-sehari, bagaimana dia bergaul, dengan siapa dia bergaul, harus ada kontrol dari orang tua," katanya
Suara.com - BACA JUGA:
Kasus Bocah Dalam Kardus, Dugaan Kak Seto Sangat Mengerikan
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan penyidik sudah meminta keterangan sejumlah saksi."Saat ini masih ada dua orang yang diperiksa secara intensif. Perlu diingat, mereka ini belum tersangka, dan masih menjadi saksi," kata Krishna.
Krishna menyebut kedua saksi sebagai saksi potensial.
"Dua orang ini saat ditanya tim penyidik alibinya tidak cukup akurat. Dan dari sana pun kami melakukan pemeriksaan terhadap dua orang ini. Karena Mereka ini adalah saksi yang potensial," ujarnya.
Untuk mengungkap kasus tersebut, penyidik Polda Metro Jaya telah berkoordinasi dengan kedokteran forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk pemeriksaan DNA kedua saksi.
"Dua orang yang kita periksa saat ini diperlukan karena nantinya kita ingin mencocokkan DNA lain yang menempel di tubuh korban. Jika memang adanya kecocokan, nantinya kami akan tingkatkan lagi kasus ini menjadi tersangka," katanya. (Nur Habibie)
BERITA TERKAIT LAINNYA:
Kasus Bocah Dalam Kardus, Polisi Interogasi Lelaki Stres
Ayah Bocah Dalam Kardus Tak Mengenali Dua Saksi, Siapa Mereka?
Tito Sedih, Ini Caranya Cegah Kasus Bocah Dalam Kardus Terulang
Ini Cerita Bocah Dalam Kardus Sebelum Ditemukan Tewas
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Kronologi Sadis Penculikan Kacab Bank BUMN: Kopda FH Sempat Ancam Lepas Korban Gegara Hal Ini!
-
Setelah Bikin Blunder, KPU Minta Maaf karena Aturan Rahasia Ijazah Capres
-
Uang Pengembalian Khalid Basalamah Berubah Jadi Sitaan Korupsi Kuota Haji? KPK: Nanti Kami Jelaskan
-
Gen Z Pemilik Second Account Ketar-ketir! Komdigi Kaji Usulan 1 Orang 1 Akun Medsos
-
Didukung Senior dan Mayoritas DPW, Eks Mendag Agus Suparmanto Dideklarasikan Maju Jadi Caketum PPP
-
Menpar Widiyanti Disebut Mandi Pakai Air Galon Saat ke Pelosok
-
Mendagri Bagikan 2.000 Paket Sembako Kepada Warga Tanah Tinggi Dalam Peringatan HUT ke-15 BNPP
-
Kata-kata Menkeu Purbaya: Jangan Fomo soal Investasi! Doyan Belanja Gak Apa-apa Asal Sesuai Kantong
-
Siswi 13 Tahun Tewas Gantung Diri di Cipayung, Polisi Dalami Dugaan Bullying
-
Misteri Kursi Menko Polkam: Istana Bungkam, Nama Jenderal Purnawirawan Bintang Tiga Ini Santer