Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI, Muslim Ayub, menilai aneh status penetapan tersangka mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur. Risma ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan penyalahgunaan wewenangnya terkait relokasi kios Pedagang Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur.
Muslim Ayub juga menilai ada unsur politis penetapan tersangka kepada Risma. Sebab penetapan tersangka berdekatan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2015.
"Soal Risma ini kami (sebelumnya) sudah ada rapat antara Komisi III dengan Kapolri (Badrodin Haiti), sebenarnya tidak boleh menersangkakan seseorang sebelum pemilu. Jadi bisa saja ini ada unsur politik (penetapan tersangka Risma)," kata Muslim usai menjadi acara diskusi bertemakan 'Hukum dan Pertaruhan Politik' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/10/2015).
Politisi PAN ini juga bertanya-tanya soal kasus yang menjerat Risma sebagai tersangka. Menurutnya, kasus Pasar Turi yang diduga melibatkan mantan calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dinilai tidak cukup bukti oleh Polda Jawa Timur.
"Katanya bulan Mei sudah ditersangkakan, kenapa baru sekarang diangkat lagi. Pernyataan dari Kapolri kan di-SP3-kan," katanya.
Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menyatakan telah menerima surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) dari Kepolisian Daerah Jawa Timur terhadap mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terkait dengan kasus Pasar Turi.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Romy Ariezyanto mengatakan SPDP tersebut diterima dari Kepolisian Daerah Jawa Timur pada 30 September lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya
-
Sisi Gelap Taman Daan Mogot, Disebut Jadi Lokasi Prostitusi Sesama Jenis Tiap Tengah Malam
-
Luruskan Simpang Siur, Ini Klarifikasi Resmi Aliansi Terkait 7 Daftar Organisasi Advokat yang Diakui
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius
-
Anak Menteri Keuangan Blak-blakan: Purbaya Ternyata Tak Setuju dengan Redenominasi Rupiah
-
Percepat Tanggulangi Kemiskinan, Gubernur Ahmad Luthfi Gandeng Berbagai Stakeholder