Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkritik tidakan Kementerian Perdagangan yang menarik baran impor yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Semestinya Kemendag membiarkan barang impor itu masuk.
"Kalau menurut saya juga nggak tepat. Mereka sudah beli, harusnya distop dulu. Menurut saya orang sudah dagang nih, harus ada masa waktunya," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Ahok mengatakan apabila kebijakan yang telah diselesaikan Kementerian Perdagangan soal 15 aturan dari Paket Deregulasi dan Debirokratisasi yang merupakan hasil atau langkah lanjutan dari dikeluarkannya Paket Kebijakan Ekonomi Tahap Pertama oleh pemerintah beberapa waktu lalu yang salah satunya adalah mewajibkan produk barang berstandar nasional, yang ditandai dengan adanya label SNI haruslah kasih batas waktu.
"Nggak bisa kalau (dagangan) kamu bukan SNI mesti distop. Kamu (Kemendag) harus kasih waktu dong supaya orang itu perbaiki. Dagangan yang belum terjual kamu (pedagang) mesti jual habis dulu. Kalau nggak pedagang UMKM kita bisa anjlok," kata Ahok.
Kalau kebijakan itu langsung diterapkan maka pedagang menengah kebawah yang akan menjadi korban kebijakan pemerintah. Untuk itu Ahok berencana duduk bareng dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong untuk membicarakan kebijakan tersebut.
Atas kebijakan itu Ahok baru berbicara dengan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.
"Rata-rata yang jadi korban bukan pedagang besar, tapi pedagang kecil di toko. Saya kira itu mesti ngomong dengan menteri perdagangan. Saya sudah ngomong dengan Pak Rizal Ramli," jelas Ahok.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada