Suara.com - Anggota Komisi I TB Hasanuddin menyayangkan pernyataan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna yang menyindir PT. Dirgantargara Indonesia (DI) tidak bisa membuat helikopter yang layak bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan PT. DI juga disebut belum mampu membuat sayap pesawat.
"Jangan lecehkan kemampuan anak bangsa," kata Hasanuddin saat dihubungi, Jakarta, Senin (30/11/2015).
Politikus PDI Perjuangan itu juga mempertanyakan, KSAU sebagai Komisaris Utama (Komut) malah tidak tahu kemampuan PT. DI.
"Jangan bilang buat sayap saja belum bisa, KSAU kan Komut-nya (komisaris utama) kok tidak tahu?" tutupnya.
Soal kebutuhan pesawat ini, dia membandingkan, pesawat Super Puma yang kini berubah nama dan tampilan menjadi EC-725 Cougar yang dimiliki TNI AU sudah digunakan oleh Libanon, Chad, Afganistan, Mali, Libya dan beberapa negara lain sebagai pesawat tempur. Sedangkan AW 101 hanya digunakan di Afganistan sebagai pesawat transportasi.
Untuk pesawat VVIV EC725 family sudah digunakan oleh 32 Kepala Negara diantaranya yaitu Algeria, Malawi, Angola, Mexico, Azerbaijan, Moroco, Brazil, Nepal, Cameron, Oman, Cile, Panama, Cina, Singapura, Ekuador, Korea Selatan, Perancis, Spanyol, Gabon, Turki, Georgia, Turkmenistan, Jerman, Arab Saudi, Venezuela, Jepang, Vietnam, Zaire, Kuwait, Zimbabwe, dan sebagainya. Sedangkan AW 101 hanya digunakan oleh Kepala Negara dari Turkmenistan, Arab Saudi, Algearia, dan Nigeria.
"Dalam catatan PT DI, sejak tahun 1978, PT. DI dibangun untuk menguasai teknologi kedirgantaraan sebagai penunjang kemandirian bangsa di sektor enjiniring dan manufaktur. Di era 80 an, PT. DI (IPTN) bersama CASA melakukan Design and Manufacture (rekayasa) Enjiniring pembuatan wing/sayap pesawatnya NASA Airfoil menjadi PT. DI Airfoil type NACA653-218, yang sampai dengan hari ini dipakai oleh CN-295 dan telah disertifikasi oleh badan sertifikasi nasional dan Internasional, DGCA-Indonesia, INTA-Spain dan EASA (European)," kata dia.
Di era 2000, PT. DI telah dipercaya dan menjadi pemasok tunggal rekayasa manufaktur, Wing Leading-Edges (bagian sayap depan) AIRBUS A-380 dan A320, dengan produksi per bulan sekitar 40 set per tipe. Program pesawat tersebut untuk SpiritAero System-UK yang mana sebagai Tier-1 Supplier AIRBUS Commersial Group.
Bahkan, untuk saat ini, PT DI bersama LAPAN melakukan Rekayasa Enjiniring dan Manufaktur pesawat perintis bermuatan 19 penumpang. N-219 secara menyeluruh, dan termasuk rekayasa enjiniring wing/sayap pesawat terbang dengan memodifikasi NASA Airfoil menjadi PTDI Airfoil type LS(1)-0417MOD.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB