Ketua DPR RI Setya Novanto saat meninggalkan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Di tengah kuatnya desakan berbagai pihak kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR untuk mengusut kasus dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dalam pembicaraan perpanjangan kontrak PT Freeport, muncul kabar bahwa Wakil Ketua MKD Kahar Muzakir ingin menutup kasus tersebut.
Kasus ini tengah ditangani MKD setelah adanya laporan Menteri ESDM Sudirman Said tentang pencatutan nama Presiden Wapres Jusuf Kalla (JK) yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto.
"Pak Kahar Muzakir (Wakil Ketua MKD dari Fraksi Golkar) tiba-tiba minta di case closed dan dapat pembenaran dari partai lainnya. Cuma dia aja yang minta (case closed) yang lain masih berputar-putar diverifikasi," kata Anggota MKD Akbar Faisal di DPR, Selasa (1/12/2015).
Alasan ditutupnya kasus ini, kata dia, adalah validitas transkip dan rekaman, karena rekaman lengkapnya sampai 120 menit tapi yang diserahkan hanya 11 menit. Dan, hal lain yang dipermasalahkan adalah soal penyempurnaan verifikasi dalam kasus ini yang disebut belum lengkap.
"Mereka mempersoalkan beda transkip dan verifikasi, ada perbedaan," katanya.
Kahar Muzakir yang dikonfirmasi, enggan berkomentar banyak. Dia menolak untuk memberikan komentar soal tudingan ini.
"Sesuai tata beracara, saya tak boleh mengungkapkan hasil rapat tertutup," ujar Kahar.
Sementara itu, kolega Kahar di MKD, Adies Kadir mengatakan tidak tahu ada tudingan itu. Bahkan, dia menegaskan, tidak ada maksud Kahar untuk menghentikan kasus ini.
"Saya tidak mendengar Pak Kahar mengatakan seperti itu (menutup kasus). Kita hanya ingin semuanya on the track, sesuai dengan tatib, MD3 dan tata beracara MKD. Kita ingin mengembalikan itu," kata Adies.
Komentar
Berita Terkait
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Pimpinan DPR Setuju Setop Gaji dan Tunjangan Anggota Dewan Nonaktif
-
'Nanti Ada Proses': Saan Mustopa Isyaratkan PAW Jadi Langkah Selanjutnya untuk Sahroni-Nafa?
-
MKD Desak Setjen DPR Setop Gaji dan Tunjangan Ahmad Sahroni Hingga Uya Kuya
-
Mengapa Cuma Nonaktif? Said Iqbal Desak MKD Pecat Anggota DPR Biang Kerok Demo Besar!
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres
-
Bantah Makam Arya Daru Diacak-acak Orang Tak Dikenal, Polisi: Itu Amblas Faktor Alam!
-
Menkes Budi Tegaskan Peran Kemenkes Awasi Keamanan Program Makan Bergizi Gratis
-
Terungkap! Ini Rincian 'Tarif Sunat' Dana Hibah yang Bikin Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Kaya
-
Demi Buktikan Bukan Pembunuhan, Polisi akan 'Buka-bukaan' 20 CCTV ke Keluarga Arya Daru
-
'Mari Bergandeng Tangan': Disahkan Negara, Mardiono Serukan 'Gencatan Senjata' di PPP
-
Fakta Mengejutkan 'Bjorka KW': Bukan Ahli IT dan Tak Lulus SMK, Belajar Retas Otodidak dari Medsos
-
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, DPR Sebut Konstruksi Bangunan Tak Ideal
-
Viral di MRT, Lansia 73 Tahun Ini Ditangkap dan Punya 23 Kasus Kriminal