Suara.com - Setidaknya 200 negara telah menyetujui untuk mengadopsi kesepakatan yang dicapai dalam pada konferensi iklim PBB di Paris, pekan ini.
Menteri Lingkungan Afrika Selatan Edna Molewa, sebagai wakil untuk negara-negara berkembang, mengatakan bahwa kesepakatan ini tidak sempurna, tetapi ia menilainya ini dapat menandai titik balik untuk dunia yang lebih baik dan lebih aman di masa yang akan datang.
Sementara wakil khusus China, Xie Zhenhua, mengatakan untuk perubahan iklim menekankan pentingnya adopsi. Dia menggambarkannya sebagai sinyal politik menuju produksi rendah karbon demi masa depan yang berkelanjutan.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan perjanjian Paris adalah kemenangan luar biasa bagi semua orang di planet ini dan untuk generasi mendatang.
Dia mengatakan perjanjian tersebut akan memberdayakan masyarakat untuk merencanakan langkah baru untuk Bumi dan mengirimkan pesan penting untuk pasar global. Dia menambahkan bahwa kesepakatan itu akan mendorong penelitian yang lebih besar dan pengembangan, dan produk hebat berikutnya.
Perjanjian Iklim Paris akan mulai berlaku pada tahun 2020. Dokumen akan dibahas di Sidang di markas PBB di New York dan akan dibuka selama satu tahun untuk ditandatangani pada April 22, 2016 bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.
Perjanjian akan berlaku setelah 55 negara yang bertanggungjawab atas sedikitnya 55 persen dari emisi global untuk mendepositkan instrumen ratifikasi.
Meskipun ada banyak kritik dari masyarakat sipil, atas kesepakatan ini, sebagian besar dari berbagai poin utama yang rumit berhasil diselesaikan di akhir negosiasi.
Semua negara sepakat untuk mengupayakan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. Kenaikan 2 derajat Celcius ini adalah batas bawah, dan mereka sepakat untuk mencoba untuk membatasi kenaikan suhu BUmi pada angka 1,5 derajat Celsius.
Setiap lima tahun, yang dimulai sebelum 2020, mereka sepakat untuk meninjau pemotongan emisi yang diperlukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. (NHK/newswire.com)
Berita Terkait
-
Kahiyang Ayu Tanam Pohon di Tahura, Dukung Pelestarian Lingkungan
-
Pariwisata Masa Depan: Contoh Sukses Sport Tourism Berkelanjutan di Bali
-
GEF SGP Gaet Dukungan KBRI Belgia untuk Promosi Produk Lokal Berkelanjutan
-
Earth Festival 2025 Sukses Gaet Ribuan Pengunjung, Perkuat Aksi Nyata Jaga Bumi
-
Bridgestone Raih Predikat Tingkat Asia Dalam Pelestarian Lingkungan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar