Suara.com - Internal Mahkamah Kehormatan Dewan berbeda pendapat terhadap urgensi pemanggilan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dalam kasus dugaan pelanggaran etika yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto, Senin (14/12/2015).
Anggota MKD dari Hanura Sarifuddin Sudding menilai tidak ada urgensinya memanggil Luhut, meski namanya disebut-sebut dalam percakapan Novanto dengan pengusaha Riza Chalid dan Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
"Saya lihat sih, tidak ada urgensinya ya dalam kaitannya dengan kasus ini. Dia kan tidak terlibat dalam pertemuan itu, walaupun namanya sering disebut-sebut," ujar Sudding di DPR. "Saya juga nggak tahu apa yang akan digali dari pak Luhut."
Sementara itu, Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad mengatakan MKD telah menyepakati pemanggilan Luhut.
Menurut dia, keterangan Luhut penting untuk menjadi pertimbangan MKD dalam memutuskan kasus Novanto.
"Sehingga rapat pimpinan hari Jumat (11/10/2015), akhirnya kita sepakat untuk mengundang Pak Luhut Binsar Panjaitan, pada sidang MKD hari ini. Supaya bisa kita gali mungkin ada keterangan-keterangan yang bisa bermanfaat untuk kelanjutan sidang MKD," kata politisi Partai Gerindra.
Lebih jauh, Dasco mengatakan MKD ingin mendapatkan bukti original rekaman percakapan Novanto yang diambil Maroef untuk dilakukan audit forensik. Namun rekaman asli tersebut tidak diserahkan Maroef. Oleh karena itu, dilakukan upaya mencari keterangan dari saksi selengkap-lengkapnya.
"Inilah upaya kami, kemudian kami menggali bahan-bahan keterangan sebagai tambahan materi sidang, kalau ada yang kurang lengkap. Dan hal hal yang perlu diketahui yang belum kita dapatkan dari bukti rekaman asli," kata dia.
Kasus Novanto terungkap setelah Menteri ESDM Sudirman Said melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan pada Senin (16/11/2015) karena diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika meminta saham kepada PT. Freeport Indonesia sebagai imbalan atas andil memperpanjang kontrak karya.
Saat ini, kasus tersebut juga sedang diproses Kejaksaan Agung karena diduga ada pemufakatan jahat yang dilakukan Novanto dan Riza Chalid.
Berita Terkait
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Digugat! Cacat Hukum? Ini Kata Penggugat
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Pakar Beberkan Keuntungan Negara dalam Penambahan Saham Freeport 12 Persen
-
Bahlil Sebut Pasokan Bahan Baku Emas Terganggu Atas Insiden Freeport
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal
-
Tepis Kekhawatiran Publik, Menteri HAM Klaim 80 Persen Revisi KUHAP Lindungi HAM
-
Raperda KTR Ancam 'Bunuh' Konser Musik Jakarta, Legislator: Banyak Mudharatnya
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya
-
KPK Bidik Raksasa Sawit Jadi Tersangka Korporasi di Kasus Suap Inhutani V
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia