Suara.com - Calon pimpinan KPK Saut Situmorang mengatakan pembangunan budaya antikorupsi bisa dilakukan dengan hal-hal yang kecil. Hal itu dikatakan dalam fit and proper test di Komisi III, Senin (14/12/2015).
"Selama ini, hal itu tidak pernah dibangun di Indonesia. Di Singapura membangun nilai-nilai kejujuran dan antikorupsi dari hal-hal yang kecil," kata Saut.
Dicontohkannya, mantan Perdana Menteri Singapura, mendiang Lee Kuan Yew membangun sikap antikorupsi dari hal yang kecil. Kata dia, bila Lee Kuan Yew menanam mangga di satu taman, maka siapapun tidak boleh mengambil mangga itu bila jatuh.
"Selama ini persoalan utama kita adalah sistem yang belum beres. Harus ada peraturan sebagai system of norm, UU perilaku, dan UU sebagai sistem nilai atau value," ujar dia.
Karenanya, sambung dia, KPK ke depan harus terlibat dengan upaya membangun aturan norma itu, upaya integratif menata perilaku, dan memelihara nilai yang ada.
"Beri saya waktu empat tahun, saya akan bereskan itu," ujar dia.
"Kalau system of norm dan sistem perilakunya berjalan, jadi ke depan, kalau ada petugas taman mellihat orang buang sampah atau petugas melihat ada melanggar busway, jangan dibiarkan. Itu akan menjadi bibit prilaku greedy di masa depan," kata Saut.
Sementara jika terpilih menjadi pimpinan KPK, Saut akan membuat basis data dalam jumlah besar untuk mengetahui kerugian negara akibat penyelewengan Pajak. Data ini akan dia bangun ketika dia terpilih menjadi pimpinan KPK. Saut menjamin, sistem data seperti ini bisa dibangun dalam jangka waktu 1,5 tahun.
"Saya akan bangun data besar sehingga tahu Pajak itu berapa banyak yang dimainkan, batu baru itu sebesar apa yang menjadi kerugian. Kita tidak akan tahu kalau tidak punya data," kata Saut.
Dia mencontohkan, soal kasus Freeport, data yang memadai akan memudahkan untuk mengetahui seberapa besar kerugian negara yang ditimbulkan. Tidak hanya Freeport, dia berharap data ini juga bisa menghitung seberapa besar kerugian negara akibat pencurian ikan akibat ilegal fishing.
Selain untuk mengetahui kerugian negara, data ini juga bisa dimanfaatkan untuk menjalan fungsi pencegahan juga. "Dalam impian saya, saya ingin punya super computer yang membuat perhitungan rumit," tambah dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional